Halaman

Minggu, 30 September 2018

REVIEW "MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK (TUBUHKU AMAT BERHARGA")

Presentasi dari kelompok 9 kemarin adalah tentang  "Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak (Tubuhku Amat Berharga)." Dalam pemaparannya, dijelaskan dengan detail mengenai pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas, tantangan-tangan yang dihadapi dan dijelaskan pula cara menghindari pelecehan seksual pada anak. Untuk lebih jelasnya diuraikan di bawah ini:

*MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK*
*"Tubuhku Amat Berharga"*

*Apa itu “FITRAH SEKSUALITAS??”*
Menurut ust. Harry Santosa, pakar pendidikan berbasis fitrah, *Fitrah seksualitas* adalah bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya. Fitrah kelelakian akan berkembang menjadi fitrah keayahan,  sementara fitrah keperempuanan akan berrkembang menjadi fitrah kebundanan.

*Seberapa penting “Fitrah Seksualitas di bangkitkan”??*
*Sangat penting* 
♻ Agar anak mengenal identitas seksualnya
♻ Agar anak mengenal anggota tubuhnya dan bisa merawatnya dengan baik
♻ Agar anak mengenal perannya sesuai gender, tumbuh sebagai laki-laki sejati dan perempuan sejati. Yang buahnya memiliki adab mulia terhadap pasangan dan anak keturunan
♻ Agar tumbuh rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri
♻ Agar terhindar dari penyimpangan seksualitas
♻ Agar terhindar dari orang yang berniat jahat dan berlaku tidak sopan terhadap tubuh anak

*Apa Tantangan-Tantangan dalam menumbuhkan Fitrah Seksualitas kini? “*
📌 Pola asuh orangtua yang kurang tepat dalam menumbuhkan fitrah seksualitas anak
📌 Anggapan tabu pembicaraan seputar seksualitas
📌 Maraknya kasus penyimpangan dan pelecehan seksual

📌 Tayangan/Media sosial yang menyajikan konten yang tidak pantas

Familiarkah bunda dengan fenomena ini????
👉🏻 Selebgram/youtuber laki-laki yg suka berperan menjadi wanita atau sebaliknya. Kontennya dianggap lucu,  followernya banyak dan diidolakan

👉🏻 tayangan/bacaan games yg tidak mendidik bahkan cenderung mengarah ke pornografi dll

🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Belum lagi...
Banyak masyarakat, bahkan orangtua sendiri tanpa sadar melakukan suatu tindakan/Kebiasaan/candaan yang menjurus pada pelecehan seksual karena alasan gemas, bercanda, atau sekedar lucu-lucuan belaka, padahal tindakan lucu ini sebenarnya tidak pantas dan bisa menjurus pada pelecehan seksual.

*contoh-contoh sikap yang lucu, tetapi tidak pantas dilakukan:*
❎Spank atau memukul bokong
Anak yang masih memakai popok dan berjalan tertatih seringkali menjadi momen yang menggemaskan bagi orangtua. Sikap gemas ini seringkali dieskpresikan dengan menepuk bokong anak. Yang ada di pikiran anak saat itu adalah merekam nilai bahwa ketika bokongnya ditepuk, orangtua tampak senang dan sambil tersenyum. Oleh karena itu anak akan membalasnya dengan tersenyum kembali. Sebaiknya Anda mengurangi sikap menepuk bokong ini, dan hentikan sama sekali seiring bertambahnya usia anak. Begitu juga dengan aksi goyang dangdut yang mengikuti tayangan televisi. Hindari mengikutsertakan anak dalam acara atau lomba-lomba jaged dangdut yang mengeksploitasi tubuh anak.
❎ Memeloroti celana
Memeloroti celana anak adalah perbuatan yang sama sekali tidak sopan, bahkan cenderung ke arah pelecehan. Kalau Anda menganggapnya sebagai candaan, percayalah, ini sama sekali bukan lelucon. Hentikan kebiasaan ini sesegera mungkin, sebagai bentuk kesopanan pada anak. Bagaimana oranglain dapat menghormati anak kalau orangtuanya sendiri tidak berlaku demikian?
❎ Bugil di depan kamera
Banyak orangtua yang gemar mengunggah foto anak-anaknya di.media sosial. Bahkan, tanpa disadari ada orangtua yang mengunggah foto anak yang sedang mandi, berpakaian kurang pantas, rok tersingkap, atau bahkan yang tanpa pakaian sama sekali. Foto-foto ini tentu saja dapat tersebar di dunia maya dan akhirnya dapat membahayakan anak. Satu hal lagi, apabila anak terbiasa difoto tanpa pakaian yang pantas, ketika besar nanti anak juga ada kemungkinan akan terbiasa untuk difoto tanpa pakaian.
❎ Mendandani anak tak sesuai dengan fitrah seksualnya
Ada kalanya orangtua berlaku iseng untuk mencoba alat kosmetik seperti lipstik atau pensil alis pada anak lelakinya yang masih balita. Terkadang juga tak sedikit yang mencoba mendandani anak laki-lakinya dengan pakaian perempuan seperti rok, pita, dan jilbab untuk sekedar lucu-lucuan. Begitu pula dengan anak perempuan yang iseng dipakaikan sarung dan kopiah hanya untuk bercandaan. Padahal momen seperti ini bila sering dilakukan dapat berpotensi mencederai fitrah seksualitas sang anak.

Berangkat dari tantangan dan fenomena tersebut beberapa *SOLUSI* yang dapat dilakukan adalah

🔖 *ORANGTUA HARUS SIAP BERUBAH*
Dalam mendidik anak sesuai fitrah seksualitas peran orangtua sangatlah besar,  salah satunya sebagai *Role Model* pertama untuk anak-anaknya,  maka wajib bagi orangtua untuk memberikan contoh yang baik dan mau senantiasa membekali diri dg ilmu-ilmu pengasuhan agar fitrah anak dapat tumbuh dg paripurna.

🔖  *MENGHINDARKAN ANAK DARI PENYIMPANGAN SEKSUAL*
Lakukan tindakan antisipasi  agar terhindar dari penyimpangan seksual

1. Membangun komunikasi yang produktif dengan anak.
2. Memberikan pendidikan seks sejak dini.
3. Mendampingi anak dalam memuaskan rasa ingin tahunya. Orang tua tidak tabu membicarakan tentang seksualitas, menjadi teman ngobrol yang nyaman dan tempat anak bertanya pertama kali.
4. Di fase phalic (3-5 tahun fase anak suka memegang alat kelamin), anak diajarkan mengenai organ reproduksi, fungsinya dan cara menjaga kebersihan. Mengalihkan kesenangan memegang alat kelamin dengan aktivitas motorik lain, berolahraga, menyalurkan jiwa seni, atau mengembangkan minatnya.
5. Orang tua dan orang terdekat tidak melakukan candaan yang bisa menciderai fitrah seksualitas anak.
6. Menjaga privasi anak di media sosial.
7. Mensortir tayangan/media informasi sesuai usia anak.
8. Mengajarkan anak area pribadinya dan cara melindungi diri sendiri.
9. Mendidik cara berpakaian yang baik.
10. Menanamkan rasa malu.
11. Mengajarkan anak untuk meminta izin ketika memasuki kamar orang tua untuk menghindarkan anak dari pandangan yang tidak layak menurut usianya.
12. Memisahkan tempat tidur anak ketika mencapai usia 7 tahun.
13. Menjelaskan hakikat mahram.
14. Memberikan pemahaman tentang bagaimana sikap dan cara bergaul dengan lawan jenis dan sesama jenis yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.
15. Mendidik menjaga pandangan mata.
16. Mengokohkan keimanan anak agar terbentuk kesadaran dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
17. Mengajarkan nilai-nilai agama.
18. Membangun rasa tanggung jawab dalam diri anak.
19. Memberikan pemahaman tentang bentuk-bentuk terjadinya penyimpangan seksual.
20. Menumbuhkan sikap berani untuk memberitahu pada orang tua (orang dewasa) apabila terjadi atau menjadi korban penyimpangan seksual.
21. Menanamkan jiwa kelelakian dan keperempuanan yang benar menurut Islam.

🔖 *MENGHINDARKAN ANAK DARI PELECEHAN SEKSUAL*
*Bekali anak agar terhindar dari pelecehan seksual dan gangguan orang asing, dengan cara:*
1. Pastikan anak selalu beraktivitas dengan pengawasan orangtua
2. Tegaskan bahwa anak tidak boleh bicara dan pergi dengan orang yang belum dikenal atau orang-orang yang dikenal, tanpa meminta izin dari orangtua. Bila orang tersebut memberi sesuatu, jangan menerima. Ingat! Orang dewasa yang berniat jahat selalu punya banyak cara untuk membujuk anak.
3. Ajarkan anak untuk berani berkata "tidak mau", terutama bila ada orang dewasa meminta tolong sesuatu yang membuat anak merasa tidak nyaman. Beri tahu kepada anak, orang yang berniat jahat suka mengarang cerita untuk membujuk anak agar menuruti kemauan orang tersebut.
4. Jelaskan kepada anak tentang tempat untuk mengadukan jika ada situasi yang membahayakan. Misalnya, ke petugas keamanan, polisi, atau guru di sekolah.
5. Bila orang dewasa itu memaksa, ajarkan anak untuk berteriak minta tolong, menggigit atau menendangnya. Tindakan ini bertujuan untuk menarik perhatian orang lain di sekitarnya.
6. Hati-hati jika anak menerima ancaman. Biasakan agar anak tetap memberi tahu orangtua tentang ancaman ini, tetapi juga waspada untuk mengantisipasinya kalau-kalau ancaman benar-benar terjadi.
7. Ajarkan Anak tentang *PANTS*, Atuan Untuk Anggota Tubuh
*P: Privates are private*
*A: Always remember your body belongs to you*
*N: No means no*
*T: Talks about secrets that upset you*
*S: Speak up, someone can help!*

*P: Privates are private*
Semua anggota tubuh yang tertutup pakaian dalam adalah bagian pribadi. Bagian ini tidak boleh disentuh atau dilihat orang lain. Kamu boleh menyentuhnya hanya ketika selesai buang air kecil atau besar, dan saat mandi. Kamu harus menolak jika ada orang lain yang memintamu melihat atau menyentuh bagian yang tertutup pakaian dalam. Begitu pula sebaliknya, kamu Tidak boleh menyentuh atau melihat bagian ini pada tubuh orang lain.
Kadang-kadang, orangtua, dokter, atau perawat harus menyentuh bagian ini, tetapi mereka harus mengatakan alasannya, misalnya karena bagian ini harus diobati

*A: Always Remember Your Body Belongs to You*
Tubuhmu adalah milikmu. Tidak ada seorangpun yang boleh menyentuhnya, apalagi sampai membuatmu tidak nyaman. Jika ada orang lain yang memaksa ingin melihat atau menyentuk, kamu berhak mengatakan "TIDAK!". Ingatlah selalu bahwa orangtuamu akan mendengarkan apa pun yang kamu katakan dan membuatmu merasa takut. Jangan takut menceritakan kepada orangtuamu kalau ada orang lain yang memaksa melihat, memegang, atau melakukan sesuatu terhadap tubuhmu. Meskipun orang tersebut berpesan bahwa kamu tidak boleh mengatakan kepada orangtua, kamu harus tetap bercerita kepada orangtua. Tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari.

*N: No means no*
"TIDAK" artinya benar-benar tidak. Kamu harus menolak siapa pun yang menyentuh area pribadimu, walaupun dia adalah saudara atau orang-orang yang kamu sayangi. Kamulah yang mengendalikan tubuhmu sendiri. Perasaanmu pun harus dihargai.

*T: Talks about Secrets that Upset You*
Ceritakan rahasia yang membuatmu tidak nyaman. Ada dua jenis rahasia yang perlu kamu ketahui. Rahasia yang menyenangkan dan rahasia yang tidak menyenangkan. Rahasia yang menyenangkan itu misalnya pesta kejutan atau pemberian kado untuk orang lain. Rahasia yang tidak menyenangkan misalnya membuatu merasa cemas dan takut. Kamu harus menceritakan rahasia yang membuatmu takut kepada orangtuamu. Tujuannya agar kamu tidak ketakutan lagi.

*S: Speak Up, Someone can Help*
Setiap kali kamu merasa sedih atau takut, jangan ragu untuk menceritakannya kepada orang dewasa yang kamu percayai. Kamu bisa bercerita kepada orangtua, orangtua teman, atau guru. Mereka pasti akan siap membantu. Apa pun yang terjadi bukan kesalahanmu. Kamu tidak akan dimarahi atau dihukum karena menceritakannya.

*Sumber Referesi:*

Andika, Alya.2010.Bicara Seks Bersama Anak. Yogyakarta: Galangpress

Hana.2017.Menjaga Fitrah Anak. http://riaupos.co/5348-opini-menjaga-fitrah-anak.html#.W60B4csxc0M (diakses 27 September 2018)

Junaedi, Didi.2016.Penyimpangan Seksual yang Dilarang Al-Qur'an.Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Madani,Yusuf.2003.Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam.Jakarta:Pustaka Zahra.

Nugaraha, Boyke Dian dan Wibisono, Sonia.2016.Adik Bayi Datang Darimana?.Jakarta:Penerbit Noura (PT.Mizan Publika).

Santosa, Harry.2017.Fitrah Based Education.Yayasan Cahaya Timur.

Suraji.2008.Pendidikan Seks bagi Anak.Yogyakarta: Pustaka Fahima.

Ulwan, Nashih.1981.Tarbiyat Al Awlad Fii Islam Jilid 1. Beirut, Darussalam.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11

REVIEW "MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK (SUDAHKAH KITA MENJAWAB PERTANYAAN ANAK DENGAN BENAR?)"

Alhamdulillah akhirnya kelompok 8 telah menyelesaikan tugas presentasinya. Lega rasanya....kelompok kami membahas mengenai "Sudahkah kita sebagaiorang tua menjawab pertanyaan anak dengan benar?"

Berikut adalah resume diskusi pada presentasi kemarin:
🌞Mengenalkan anggota tubuh secara detail
🌞Gunakan istilah ilmiah untuk menyebutkan nama alat kelamin.
🌞Tanggapi dengan santai.
🌞Neri pertanyaan balik,
🌞Jangan berbohong dalam memberikan jawaban
🌞Arahkan kepada jawaban yang sesuai dengan norma agama
🌞Berikan pengertian yang jelas menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
🌞Bisa menggunakan media edukasi .

GENDERISASI PERMAINAN
Genderisasi permainan yang terlalu berlebihan mampu menimbulkan dampak antara lain :
Bagi anak laki-laki, kelak akan anti dengan pekerjaan perempuan, dan bagi anak perempuan akan anti dengan pekerjaan laki-laki, kurang mandiri, dan bergantung sepenuhnya.

Langkah yg tepat ketika memergoki anak melihat konten porno

1. Tetap jaga emosi...
2. Komunikasi
Tanyakan  beberapa hal berikut :
✅Sejak kapan mereka menonton konten porno,
✅Dengan siapa ia menonton, dan
✅Dari mana sumber konten porno tersebut.
3. Gali informasi tentang sebab akses tsb,
4. Informasikan tentang dampak buruknya dan batasi aksesnya.

Tentang pemisahan kamar tidur di usia 7-10tahun, jika belum memungkinkan ada beberapa cara.
1.jika sama2 perempuan/sama2 laki2 bisa 1 ranjang tapi dipisahkan selimutnya.
2. Jika kamarnya terbatas. Maka bisa diatur laki2 tidur diluar, perempuan tidur di dalam.
3. Menggunakan ranjang tingkat
4. Masih satu kamar (anak laki² dan perempuan) dengan syarat aurat keduanya tertutup, sehingga aman dari hal yg haram…

1. "Gunakan istilah ilmiah untuk menyebutkan nama alat kelamin bukan nama rekaan atau ciptaan sendiri", bagaimana jika sudah membuat "nama ciptaan sendiri" dan si anak sdh terbiasa dg nama itu,, apa hrs dilakukan oleh orang tua?
2. Utk statement ini "Jangan berbohong dalam memberikan jawaban", bisa diberikan contohnya? Misalnya gt.
1.  ✅ Perlu diluruskan dengan menginformasikan nama ilmiah, Semuanya dilakukan agar tidak jadi kebingungan di kedepannya.
mereka berhak tahu nama ilmiah tsbt.
2. Misalnya pertanyaan "Ibu kok g sholat ? Sudah tadi di kamar, kamu aja yg g tahu" padahal si ibu sedang menstruasi…
saat memberikan penjelasan jangan bohong. Bisa lihat dikomik ya.

bagaimana contoh kongkrit sehingga masyarakat tidak terkesan cuek dengan keadaan ini?
Pada setiap karnaval biasanya selalu ada pria yg berdandan ala wanita (bencong) dan kita biasanya merasa lucu dengan hal tersebut. jadi mulailah untuk menjadi agen perubahan, menolak dengan memberikan alasan yg kuat untuk tontonan banci-banci an yg bisa menimbulkan efek jangka panjang.
tapi masih ada beberapa masyarakat yang mengontrol hal tersebut dengan banyak penyuluhan mengenai seks bebas di sekolah. Namun yang bisa mengendalikan anak adalah orangtua. Dengan pendidikan di rumah yang tepat,

1. anak SMA putri yang telah merekam bagian dada dan alat kelaminnya untuk dikirimkan kepada kekasihnya. Apa yang harus dilakukan?
2. Remaja putri SMA ini memang  berasal dari keluarga _broken home_& ia tinggal dengan ibu dan ayah tirinya. Namun, hubungan mereka sangat kaku. Terlebih setelah kasus tersebut mencuat di sekolah. Apa yang harus dilakukan sang remaja agar memperoleh kepercayaan dari orang tua,?
✅Jika kondisinya seperti ini bisa jadi termasuk kasus berat yang perlu bantuan ahli psikolog atau bimbingan konseling.
✅masa2 remaja adalah masa pencarian jati diri, jadi mungkin ada masa itu kita melakukan kesalahan.
saran kami setelah sang gadis menemukan jati dirinya, mulai menata tujuan hidup dan kembali percaya diri, sang gadis bisa mengembalikan kepercayaan orang tuanya.
✅ pendekatan rohani, dengan do'a dari ortu, orang alim
✅ berkomunitas positif
✅ membangun kedekatan dg mengadakan family project dll

Media Edukasi:

http://bit.ly/KomikEdukatifKelompok8MRJatsela

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11

Sabtu, 29 September 2018

REVIEW "MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK"

Alhamdulillah, presentasi sudah sampai pada kelompok ke-7. Kali ini kelompok 7 membahas mengenai "Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak." Untuk lebih jelasnya materi yang disampaikan kelompok 7 pada diskusi kemarin adalah sebagai berikut:

💝💝 Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak💝💝

Definisi Fitrah Seksualitas:

Adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa, bersikap dan bertindak sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Kenapa disebut Fitrah?
Karena merupakan anugerah dari Allah SWT dan telah terinstall dalam diri manusia sejak ia dilahirkan.

Definisi Pendidikan Seks:

Adalah pengenalan fungsi seks dan organ-organ seksual untuk menjamin kesehatan dan fungsi seks yang normal.

Tujuan Pengenalan Fitrah Seksualitas pada Anak:

1. Agar seksualitas anak tumbuh sehat dan benar
2. Anak paham tentang alat vital dan cara merawatnya
3. Anak paham siapa saja yang boleh menyentuh alat vital
4. Anak dapat informasi dari sumber terpercaya yaitu orang tua
5. Anak menghargai diri sendiri
6. Seimbang emosional dan rasional
7. Persiapan masa puber
8. Anak paham peran dan kewajiban saat dewasa

Tujuan Pendidikan Seks:

1.Membantu anak mengetahui topik-topik biologis, seperti pertumbuhan, masa puber, kehamilan, dan menyusui.
2. Mengembangkan sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks
3.Mempelajari organ reproduksi
4.Mencegah perilaku seks yang tidak aman
5.Mencegah penyerapan informasi yang tidak aman dan akurat
6.Mendorong hubungan sosial yang baik antarlawan jenis.
7. Membantu pemahaman tentang peran laki-laki dan perempuan dalam relasi suami-istri dan dalam pergaulan di masyarakat

Tahapan Fitrah Seksualitas pada Anak:

⭐Usia 0 – 2 tahun : Anak lelaki dan perempuan didekatkan pada ibunya karena ada fase menyusui.
⭐Usia 3 – 6 tahun : Anak lelaki dan anak perempuan harus dekat dengan ayah ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional, juga mampu membedakan laki-laki dan perempuan. Dan anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya sejak usia 3 tahun.
⭐Usia 7 – 10 tahun :  Anak lelaki lebih didekatkan kepada ayah, anak perempuan didekatkan dengan ibu. Agar anak memahami peran gender dan sosialnya.
⭐Usia 10 - 14 tahun : Anak lelaki didekatkan ke ibu, dan anak perempuan didekatkan ke ayah. Agar anak belajar memahami dan berempati langsung terhadap sosok pria dan wanita terdekatnya.
⭐Usia > 15 tahun : Anak sudah menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Tahapan Perkembangan Seks pada Manusia:

✨Usia 0 – 2 tahun : Fase Oral, yaitu bayi mendapatkan kenikmatan saat menyusui melalui puting ibunya dan cenderung menyukai memasukkan apapun ke mulutnya
✨Usia 2 – 4 tahun : Fase Anal, yaitu kesenangan seksual berada di daerah sekitar dubur atau anusnya. Rasa nikmat dirasakan melaui aktivitas yang menyangkut proses pembuangan
✨Usia 3 – 6 tahun : Fase Phallic, yaitu tahap dimana seorang anak yang sudah bisa mengidentifikasi kelaminnya. Anak mulai menunjukkan keinginan yang lebih besar terhadap perbedaan yang ada di antara laki-laki dan perempuan
✨Usia 6 – 10 tahun: Fase Talency yaitu tahap yang dicapai begitu anak memasuki usia remaja. Sering disebut juga dengan masa laten karena anak cenderung menekan seluruh keinginan erotisnya hinggga nanti mencapai usia pubertas. Pada tahap talency ketertarikan anak pada seksualitas biasanya akan dikalahkan dengan keingintahuannya yang lebih tinggi tentang hal-hal lain yang bersifat ilmiah dan sains. Namun demikian, ada juga anak-anak yang menunjukkan kenaikan rasa tertarik pada seks, yang ditandai dengan munculnya aktivitas rutin semacam masturbasi ataupun manipulasi genital. Anak akan merasakan nikmat ketika alat kelaminnya disentuh atau diraba. Pada masa ini anak pun mulai membandingkan alat kelamin miliknya dengan temannya yang lain. Pada masa ini anak mulai mengeksplorasi bagian-bagian tubuhnya secara menyeluruh. Namun orang tua atau pendidik sebaiknya mengalihkan perhatian anak ke hal lain untuk mencari sensasi yang lebih positif. Misalnya  dengan olah raga atau mengembangkan minat seninya.
✨Usia 10-15 : Fase Genital yaitu tahap akhir dari keseluruhan proses perkembangan seksual seorang anak. Masa ini menandai puncak perkembangan dan kematangan seksual anak dimana seluruh kesenangan seksual akan terpusat di daerah genetil atau kelamin.

Fitrah Seksualitas =X Pendidikan Seks, namun lebih dari itu,

Tujuan Utama Pendidikan Fitrah Seksualitas:

1. Anak mengerti identitas seksualnya. Anak bisa memahami dia itu laki-laki atau dia perempuan
2. Anak mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya. Anak bisa menempatkan diri sesuai peran seksualitasnya, bagaimana ia berfikir, merasa, bersikap dan bertindak seperti laki-laki atau perempuan
3. Mengajarkan anak untuk melindungi diri dari kejahatan seksual

Tugas Siapa?

Ayah sebagai pemberi suplai maskulinitas
Ibu sebagai pemberi suplai feminitas
Anak laki-laki membutuhkan 75% suplai maskulinitas, 25% suplai feminitas
Anak perempuan membutuhkan  75% suplai feminitas , 25% suplai  maskulinitas

Mengapa Ayah Bunda Perlu untuk Terjun Langsung dalam Menumbuhkan Fitrah Seksualitas?

Figur ayah ibu senantiasa harus hadir sejak lahir sampai aqil baligh. Sedangkan dalam proses pendidikan berbasis fitrah, mendidik fitrah seksualitas ini memerlukan kedekatan yang berbeda beda untuk tiap tahap.

Ayah dan Bunda memiliki peran sama besarnya dalam Menumbuhkan Fitrah Seksualitas anak. Karena anak yang tidak mendapatkan sosok ayah atau ibunya, maka akan memunculkan penyimpangan-penyimpangan seksual di kemudian hari.
gangguan kejiwaan, sejak perasaan terasing (anxiety), perasaan kehilangan kelekatan atau attachment, sampai kepada depresi. Kelak ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas seperti homoseksual, membenci perempuan, curiga pada hubungan dekat dan sebagainya.

Hal yang penting:

-Anak yang kehilangan sosok ayah atau ibunya, wajib mendapatkan sosok pengganti dari orang terdekatnya sampai aqil baligh.
-Pengembangan Fitrah Seksualitas harus diimbangi dengan fitrah lainnya, seperti Fitrah Keimanan, Fitrah Bakat, Fitrah Belajar, dan Fitrah Perkembangan

Tantangan

1.Tantangan dalam keluarga:  peran orangtua yang lemah dalam mendidik anak.
2. Tantangan luar keluarga:
•Dukungan kepada perilaku seksual menyimpang seperti LGBT
•Budaya masyarakat berpakaian minim
•Tontonan/bacaan/games yang tidak mendidik bahkan cenderung mengarah kepada pornografi.

Solusinya:

☘Jalin kedekatan dengan anak sedari dini
☘Perkuat tujuan kita dalam pengasuhan anak
☘Tidak menganggap tabu komunikasi perihal seksual kepada anak
☘Bangun komunikasi produktif dengan anak
☘Tanamkan keimanan pada anak
☘Pilihkan lingkungan dan teman yang sehat untuk anak

Tips Mencegah Kejahatan Seksual pada Anak:

🍂Edukasi seksual sejak dini. Dengan penggunaaan kata-kata dan cara menyampaikannya dengan cara yang bisa diterima dan diingat oleh anak.
🍂Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu kunci utama untuk meningkatkan keharmonisan keluarga, dengan membangun suasana yang hangat dan nyaman, supaya anak-anak akan merasa aman dan bebas bicara.
🍂Jadilah sahabat anak
Orangtua harus bisa menjadi sahabat anak. Dengan demikian, anak merasa bebas bercerita apa saja dan kapan saja pada Anda. Memiliki orangtua yang akrab dan terbuka, anak akan merasa memiliki teman terbaik yang bisa membuat mereka tidak merasa sendiri.
🍂Gunakan istilah sebenarnya Ketika Anda mengajari anak, “Ini namanya hidung, yang ini kaki”, perkenalkan juga alat kelamin dengan istilah asli. Biasakan menyebut ‘penis’ untuk anak laki-laki dan ‘vagina’ untuk anak perempuan –tidak ada bedanya dengan menyebut organ tubuh lain. Pembiasaan menggunakan istilah asli adalah langkah pertama pendidikan seks anak. Ketika jika suatu waktu anak mengalami kejahatan seksual, ia bisa mengomunikasikannya dengan bahasa yang dipahami orang lain.
🍂Ajarkan konsep privasi Beritahu anak bahwa tidak semua orang boleh melihat, apalagi menyentuh alat kelaminnya. Ajarkan padanya siapa saja yang boleh, dan dalam situasi apa. Misalnya, boleh oleh dokter saat memeriksa, atau pengasuh saat memandikan. Anda pun harus mendukung anak dalam menjaga privasinya, misalnya dengan tidak menelanjangkan anak di tempat umum ketika berganti baju di pinggir kolam renang atau pantai, misalnya. Biasakan mengajak anak mengganti bajunya di ruang tertutup, meski untuk itu Anda mungkin akan lebih repot. Hindari pula mengunggah foto anak tanpa busana di situs jejaring sosial. Anda tidak pernah tahu akan adanya ancaman predator yang bergerilya di dunia maya.
🍂Bedakan jenis sentuhan Ajarkan pada anak mengenai sentuhan di tubuhnya. Ada tiga jenis sentuhan yang perlu anak ketahui:
1. Sentuhan baik dan boleh, yaitu sentuhan dari orang lain menggunakan tangan yang dilakukan di bagian tubuh di atas bahu dan di bawah lutut, yang merupakan sentuhan karena kasih sayang, seperti membelai kepala dan mencubit pipi.
2. Sentuhan harus waspada, karena membingungkan untuk menilainya sebagai bermaksud sayang atau napsu, yang merupakan sentuhan di bawah bahu hingga atas lutut tubuh anak.
3. Sentuhan jelek dan terlarang, yaitu orang lain menyentuh bagian tubuh yang tertutup pakaian renang. Bila ada yang melakukan sentuhan di area ini, anak harus berani menolak dan berkata tegas, misalnya dengan bilang, “Jangan begitu!”
🍂Hargai pendapat anak Saat anak tidak mau bersalaman dengan teman Anda yang baru dikenalnya, biarkan saja. Tidak perlu dibujuk terus-terusan, apalagi langsung dimarahi, agar ia berubah pikiran. Hargai kemampuan anak untuk bilang tidak. Kemampuan ini merupakan latihan, akan ada momen-momen di kemudian hari saat mereka harus berani berkata “Tidak!” –termasuk saat merasa terganggu jika ada yang menyentuhnya.
🍂Percaya naluri Anda Jika seseorang membuat Anda tidak nyaman, itu adalah alasan yang cukup untuk menjaga anak menjauhinya. Saat Anda merasa ragu saat akan menitipkan anak pada seseorang, bahkan pada teman Anda, jangan lakukan. Tak jarang naluri ibu memang bisa ‘mengendus’ sesuatu yang tidak benar, bukan?
🍂Pisahkah tidur Pisahkah tidur kakak dan adik terutama jika berbeda jenis kelamin. Semakin dini dilakukan, semakin baik. Saat tidur, tersingkapnya pakaian sangat mungkin terjadi, dan hal tersebut bisa menimbulkan hasrat seksual, sekalipun dengan saudara kandung.
🍂Wajib waspada Wajib waspada terhadap orang dewasa yang mencoba menghabiskan waktu hanya berdua dengan anak, bahkan jika orang tersebut Anda kenal. Menurut riset di Assosiasi Psikolog Amerika Serikat, 90% dari kasus pelecehan seksual yang terungkap, ternyata pelakunya merupakan orang yang dikenal korban. Bahkan, 30% di antaranya masih memiliki hubungan keluarga! Hanya 10% pelaku yang betul-betul orang asing bagi korban.

Referensi:

Santosa, Harry, 2016. Fitrah Based Education, Bekasi: Yayasan Cahaya Mutiara Timur
https://majalahayah.com/fitrah-seksualitas/
http://www.pradikto.com/2016/10/pendidikan-seks-berdasarkan-usia.html
http://www.jejakpendidikan.com/2016/11/tujuan-pendidikan-seks.html
https://majalahayah.com/fitrah-seksualitas/
http://sayangianak.com/ini-cara-memberikan-pendidikan-seksual-pada-anak-sesuai-tahap-perkembangannya/
http://sayangianak.com/tips-mencegah-kejahatan-seksual-pada-anak/

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11

REVIEW "KURIKULUM PENDIDIKAN SEKSUALITAS DALAM AL QU'RAN DAN HADITS"

Tema yang dibahas oleh kelompok 6 adalah mengenai "Kurikulum Pendidikan Seksualitas Dalam Al Qur’an dan Hadists." Berikut adalah materi yang dipresentasikan oleh kelompok 6:

Pelajaran dari Istri Imran
Maka tatkala isteri `Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.” Qs.3:36

*Perbedaan Melaksanakan Aqiqah*
Anjuran Rasulullah SAW
َنْ يُعَقَّ عَنِ الغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنِ الجَارِيَةِ شَاةٌ.
“Hendaklah melakukan aqiqah untuk bayi laki-laki dengan menyembelih dua ekor kambing yang memadai, dan aqiqah bayi perempuan dengan seekor kambing” H.R. Ahmad Abu Daud dan Tirmidzi[1]
Aqiqah merupakan suatu tradisi yang dilakukan untuk merayakan kelahiran atas bayi baik bayi perempuan ataupun bayi laki-laki.
Waktu aqiqah untuk anak perempuan sama dengan anak laki-laki yakni pada saat bayi berusia 7, 14 atau 21 hari setelah bayi dilahirkan

*Perbedaan Fiqih Sholat*
💡Bersuci
Suci dari Hadas dan Najis. Hadats ada yang mewajibkan wudlu dan ada pula yang mewajibkan mandi jinabat.
➡ Wajib Wudhu
+ Keluar kotoran dari anus dan/atau dari kelamin
+ Laki-laki keluar madzi
+ Wanita mengeluarkan wadzi
➡Wajib Mandi Jinabat
+ Keluar Mani
+ Keluar Darah Haid
+ Jima’
+ Nifas

💡Menutup Aurat
Aurat adalah suatu anggota badan yang tidak boleh ditampakkan dan diperlihatkan oleh laki-laki atau perempuan kepada orang lain
➡Aurat Dalam Pandangan
✅Aurat laki-laki dengan sesamanya
Yang termasuk aurat adalah diantara pusar dan lutut.
“Tutupilah pahamu, sesungguhnya paha itu termasuk aurat. H.R. al-Bayhaqi.[2].
✅Aurat perempuan dengan sesamanya
Sama halnya dengan laki-laki, harus menutupi apa yang ada antara pusar dan lutut. 
✅Aurat perempuan dengan laki-laki yang bukan mahramnya
Auratnya adalah selain wajah, tangan, dan punggung kaki. Selain dari semua itu adalah aurat yang tidak halal untuk di lihat
➡Batasan Aurat
✅Batas Aurat Laki-laki
+ Tidak terlalu tipis dan ketat hingga tak menampakkan bentuk aurat
+ Menutup aurat antara pusar sampai 2 lutut
+ Pakaian tidak menyerupai perempuan
✅Batas Aurat Perempuan
+ Menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
+ Hijab menutupi hingga dada
+ Pakaian tebal dan longgar hingga tidak menunjukkan kekuk tubuh
+ Tidak menyerupai laki-laki
+ Memakai kaos kaki atau stoking
➡Pendidikan seks untuk anak
✅0-2 Thn
+ Tidak mengumbar aurat anak di sembarang tempat.
+ Jaga aurat orang tua dari pandangan anak.
+ Tidak melakukan hubungan seksual di depan anak
✅2-7 Thn
+ Mengenalkan Anggota tubuh termasuk area vital
+ Menjelaskan bahwa aurat tidak boleh ditampakkan/disentuh orang lain
+ Mengenalkan rasa malu
✅7-10 Thn
+ Diajarkan etika meminta ijin untuk masuk ke kemar orang tua atau orang lain
+ Diajarkan etika melihat lawan jenis.
+ Dipisahkan tempat tidurnya
✅10-14 Thn
Dijauhkan dari segala hal yang mengarah kepada seks
✅14-16 Thn
Diajarkan tentang etika berhubungan badan, ketika ia sudah siap untuk menikah
✅> 16 Thn
Diajarkan tentang cara-cara menjaga kehormatan dan menahan diri ketika ia belum mampu menikah

💡Sholat
Perbedaan Laki-laki dan Wanita dalam Shalat
Ali bin Abi Thalib RA berkata : “Apabila wanita muslimah mengerjakan shalat, maka hendaklah duduk diatas lutut dan merapatkan pahanya”
Ibnu Umar RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan wanita muslimah untuk duduk bersilang kakinya dalam shalat.

*Hukum Berhias*
✅Diperbolehkan Memakai Pakaian Sutra Bagi Wanita
✅Tidak Diperbolehkan Memakai Wewangian yang Tercium Aroma oleh Orang Lain
✅Tidak Diperbolehkan Memakai Pakaian Tipis
Perintah untuk Berhijab Bagi Wanita
✅Dan beberarap syariat lainnya

*Hukum Birrul Walidain*
✅Tetap Berbakti Terhadap Orang Tua
✅Membantu Kehidupan Orang Tua
✅Bersilahturahmi dan Menjalin Komunikasi
✅Tidak Menyulitkan atau Menggantungkan Diri Pada Orang Tua
✅Melayani Orang Tua di Masa Renta

*Hukum Wasiat*
➡Dalam haji wada’ diantara kandungan khotbah yang disampaikan Rasulullah adalah:
“…Ingatlah, hendaklah kalian memberi wasiat kepada kaum wanita dengan kebaikan.”
➡Makna Hukum Wasiat :
+ Melarang lelaki bersifat tamak dan rakus terhadap istrinya, atau menjadi beban dan tanggungan bagi istrinya
+ Perempuan menyisakan setengah bagian dari harta warisan untuk saudaranya, secara tidak langsung membantu pembinaan masyarakat yang harmonis

*Referensi*
✅http://saifuddinasm.com/2012/09/29/02-pendidikan-seks-sejak-dini/
✅Ulwan, Abdullah Nashih. 2017. Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak Dalam) Islam. Sukoharjo. Insan Kamil Solo
✅https://www.balqisaqiqah.com/syarat-dan-ketentuan-aqiqah-untuk-anak-perempuan-sesuai-syariat-islam/
https://dalamislam.com/hukum-islam/kewajiban-anak-perempuan-terhadap-orang-tua-setelah-menikah
✅Fiqih Wanita, 1998, Muhammad Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11

Kamis, 27 September 2018

REVIEW “MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK”

Alhamdulillah sudah sampai pada kelompok 4 yang melaksanakan presentasi. Dalam presentasi dan diskusi yang dilakukan dengan kelompok 4 kemarin, materi yang disampaikan sudah cukup lengkap. Penekanan materi yang disampaikan oleh kelompok 4 kemarin lebih kepada pendidikan seks kepada anak. Penyadaran lebih dini kepada anak bahwa tubuhnya itu berharga sehingga dia harus menjaganya. Sekaligus memahamkan kepada anak bagian-bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh. Mengingat kasus pelecehan seksual terhadap anak sangat marak sehingga sebagai orang tua harus lebih waspada. Untuk lebih jelasnya berikut materi yang disampaikan oleh kelompok 4 kemarin.

“MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK”

Ketika membahas mengenai “Membangkitkan Fitrah
Seksualitas Anak”, kita berangkat dari 3 pertanyaan trigger:
1. Apakah itu “Fitrah Seksualitas”?
2. Seberapa pentingkah “Fitrah Seksualitas” untuk
kita bangkitkan?
3. Apakah saja “Tantangan” yang dihadapi dalam
menumbuhkan fitrah seksualitas ini?
4. Solusi untuk menjawab Tantangan Permasalahan Gender

Apakah itu “Fitrah Seksualitas”?
Menurut Ust. Harry Santoso, pakar dan praktisi Pendidikan Rumah berbasis Potensi dan Fitrah, Fitrah Seksualitas adalah bagaimana seseorang bersikap, berfikir, bertindak sesuai dengan gendernya.
 Fitrah Seksulitas Perempuan adalah bagaimana seorang perempuan itu berpikir, bersikap, bertindak, berpakaian dll sebagai seorang perempuan.
 Fitrah Seksualitas Laki-Laki adalah bagaimana seorang perempuan itu berpikir, bersikap, bertindak, berpakaian dll sebagai seorang laki-laki.

Seberapa pentingkah “Fitrah Seksualitas” untuk kita bangkitkan?
Sangat PENTING!
Untuk memastikan anak-anak tumbuh sesuai fitrahnya dan dapat menjalankan “amanat” berupa Misi Penciptaannya sebagai Khalifah lil Ardh.

Apakah saja “Tantangan” yang dihadapi dalam menumbuhkan fitrah seksualitas ini?
Memasuki era Revolusi Industri 4.0, tantangan zaman yang dihadapi dalam aspek fitrah seksualitas semakin berat, antara lain :
1. Peran orang tua dalam pengasuhan semakin berkurang dan dioutsourcingkan pihak ketiga
2. Gerakan LGBT yang semakin masif
3. Kejahatan Seksual
4. Kemudahan akses dunia digital dengan bahaya pornografi yang mengintai anak-anak

Untuk menjawab tantangan zaman yang sudah tersebut di atas, solusi yang bisa dilakukan adalah :
1. Menjadi orang tua yang HADIR
2. Pendidikan Seksualitas

Untuk dapat membentuk dan menghadirkan
perubahan tingkah laku, sikap dan karakter dalam
setiap aspek fitrah seksualitas maka proses pendidikan adalah sebuah keniscayaan. Pendidikan Seksualitas dapat dimulai dari dalam rumah melalui Gerakan Sadar Seksualitas. Sebagaimana yang diamanatkan dalam agama dan UU Kesejahteraan Anak no 4 th 1979, Orang tua adalah pihak utama dalam pemberian pendidikan seksualitas tersebut dengan memperhatikan tahapan usia pendidikan seksualitas anak.

-PENDIDIKAN SEKSUALITAS ANAK USIA DINI
-MEMAHAMKAN ANAK IDENTITAS DIRINYA
-MELINDUNGI DIRI ANAK DARI KEJAHATAN
SEKSUAL
-MELINDUNGI ANAK DARI PENYIMPANGAN SEKSUAL

Menurut Elly Risman, seorang Psikolog dan ahli parenting dari Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) yang bergerak di bidang parenting dan pendidikan seksualitas untuk anak dan remaja, seks lebih identik dengan aktivitas hubungan intim dan alat kelamin. Pendidikan seksualitas mengandung makna yang jauh lebih dalam dan kompleks.
Pendidikan Seksualitas adalah pendidikan yang mencakup tentang bagaimana seorang anak diajarkan cara berpikir, cara bersikap, merasakan kasih sayang orangtua, merespon, mengekspresikan diri yang
akan membentuk harga dirinya kelak.

Kapan waktu terbaiknya??
Sejak Usia Dini sesuai tahapan usia pendidikan seksualitas anak.
Usia 4-6 tahun merupakan periode keemasan untuk menyerap pembelajaran dan pembiasaan yang ditanamkan dengan baik. 

Siapa saja yang terlibat?
Orangtua sebagai garda terdepan. Bekerjasama dengan komunitas, terutama Guru. Dukungan pemerintah dengan menyediakan payung hukum
untuk menjamin perlindungan Hak Anak

Mengapa pendidikan seks untuk AUD
penting ?
1. Anak rentan menjadi korban segala
bentuk kekerasan, termasuk kekerasan
seksual
2. Anak-anak tumbuh lebih cepat dari
generasi orangtuanya : Baligh lebih cepat
tanpa dibarengi kematangan Aqil

Orang Tua bisa mengajarkan aspek fitrahsesualitas:
-Aku dan Kamu Unik
-Aku dan Tubuhku
-Ketika Aku Bayi
-Aku dan Teman-temanku
-Anak Laki-Laki danPerempuan
-Peran Anak Laki-Laki dan Perempuan
-Bagaimana Merawat Tubuhmu?
-Bagaimana Menjaga Tubuhmu?
-Keluarga dan Orang di Sekitarmu
-Aku dan Pakaianku
-Perasaanku dan Perasaanmu
-Apakah kamu melakukan apapun yang kamu mau?


#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11

REVIEW "MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK (TUBUHKU ADALAH MILIKKU)”

Presentasi dari kelompok 5 membahas mengenai tema "Tubuhku adalah Milikku" untuk lebih jelasnya bisa disimak materi di bawah ini:

Ustadz Adriano Rusfi menyampaikan, yang harus diperhatikan adalah apakah anak sudah merasakan diferensiasi fitrah seksualitas dalam bentuk teladan dari kedua orang tuanya. Sudahkah ia melihat *perbedaan signifikan* antara sang ayah dan sang ibu baik dalam sikap, peran dan pembagian tugas kehidupan.
Jika contohnya tidak tampak dengan signifikan bisa jadi anak akan mengalami _sexual and gender confuse_ saat proses mengidentifikasi dirinya.

🌷 *Paradigma orang tua*

Paradigma orang tua adalah tantangan bagi penumbuhan fitrah seksualitas. Paradigma merupakan faktor pembentuk pola asuh.  Paradigma sendiri dibentuk oleh pengalaman, informasi dan pola asuh orang tua sendiri.

Jika orang tua memiliki paradigma pendidikan atau penumbuhan fitrah seksualitas adalah hal tabu hal maka dia akan memiliki preferensi untuk tidak melakukan stimulasi fitrah seksualitas bagi anak-anaknya. Atau jika orang tua memiliki paradigma bahwa laki-laki dan perempuan itu setara maka tidak perlu ada pembedaan yang signifikan terhadap laki-laki dan perempuan.
dr. Amir Zuhdi seorang Praktisi Neuro Parenting mengatakan dalam pengasuhan dan pendidikan anak, setiap orangtua & guru harus mengerti dan memahami bagaimana otak anak dan otak dirinya bekerja dan memahami bagaimana otak anak tumbuh dan berkembang.
Kesalahan stimulasi atau ketidak tepatan pemilihan stimulasi yang sesuai dengan usia atau tumbuh kembangnya justru akan menjadi bumerang bagi perkembangan anak. Demikian juga dalam hal penumbuhan fitrah seksualitas, tiap tahap usia memiliki metode yang berbeda.

🍁 *Tantangan Eksternal Keluarga:*🍁

🌱 *Pandangan masyarakat*

Cara pandang masyarakat merupakan salah satu tantangan dalam proses penumbuhan fitrah seksualitas. Terkadang ayah bunda menjadi ragu2 atau enggan karena dianggap beda dengan masyarakat umumnya.
Kebanyakan saat ini secara umum masyarakat masih belum menyadari pentingnya stimulasi fitrah seksualitas pada anak, sebagian menganggapnya tabu, sebagian cuek merasa tidak penting bahkan menganggap aneh.

Misalnya, banyak kita temui anak2 yang belum dikenalkan dengan aurat sejak dini, buka aurat di tempat umum, pipis sembarangan sehingga tampak alat genitalnya, dll. Setelah terjadi kasus2 kekerasan seksual pada anak, barulah tersadarkan, itupun masih sebagian kecil yang berkesempatan mendapatkan edukasi.

🌱 *Kebijakan pemerintah*

Kebijakan pemerintah yang bisa dipandang sebagai tantangan bagi penumbuhan fitrah seksualitas adalah *Pengarusutamaan Gender (PUG)* yang wajib dilaksanakan oleh institusi2 pemerintahan terkait di semua sektor.

Apa yang dianggap sebagai tantangan ?
Tujuan utama PUG adalah memberikan hak atas layanan/anggaran pemerintah yang sama antara laki2 & perempuan, orang dewasa & anak2, masyarakat dg tingkat ekonomi yg rendah maupun tinggi, dll
Namun dalam prakteknya sebagian orang justru fokus pada perbedaan istilah antara jenis kelamin dg gender bahkan secara ekstrim mempertentangkan.
Jika dilihat dr sudut pandang fitrah seksualitas hal ini tidak sejalan.
Bahkan ada sebagiannya lagi yang menggunakannya sebagai dasar legalitas LGBT.

🌱 *Pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan fitrah*

Ini adalah tantangan terbesar di Era Milenial. Para ahli parenting sejak lama sudah memperingatkan bahaya pemikiran2 yg tidak sejalan dengan fitrah, namun rata2 keluarga Indonesia belum _aware_ atas persoalan2 demikian

Ibu Elly Risman, Ust. Adriano Rusfi, Ustadz Harry, dll menyampaikan betapa pengabaian pendidikan atas fitrah seksualitas ini akan mengundang banyak permasalahan2 sosial. Saat ini sudah cukup banyak kasus2 yang terjadi , penyimpangan sosial semacam pornografi, pornoaksi, pelecehan seksual, dll atau penyimpangan seksual semacam LGBT, sodomi, pedofil, dll yang korbannya adalah anak2 atau sebaliknya pelakunya adalah anak2.

🌻*Tantangan Internal Keluarga:*🌻
     1. Orang tua harus sepenuhnya ada untuk anak
Orang tua memiliki peranan aktif untuk perkembangan anak. Jika anak laki-laki kurang kasih sayang ayah, ayah tidak dekat dengan anak, emosi anak akan terganggu. Kalau laki-laki cenderung akan nakal, seks bebas, dan narkoba, sedangkan anak perempuan akan depresi dan melakukan seks bebas.

Sedangkan jika sebaliknya, maka anak laki-laki akan tumbuh dengan  emosi tidak stabil, apatis dan menjadi lelaki kasar dan egois. Pada anak perempuan akan menjadi tomboy, kurang peka serta penyendiri dan pemalu.

     2.️ Dibutuhkan attachment (kelekatan)
Hubungan emosi anak dengan orang tua harus dekat. Dibutuhkan attachment antara ayah dan anak, juga ibu dengan anak. Dekatnya pun bukan sekadar kulit ke kulit, melainkan dari jiwa ke jiwa.

Dalam penelusuran siroh Nabi Muhammad SAW, ternyata memang sosok ayah dan ibu tidak boleh hilang sepanjang masa anak, sejak lahir sampai aqilbaligh di usia 15 tahun.

     3.️ Tujuan pengasuhan jelas
Elly Risman, pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati  pernah melakukan riset terhadap pasangan suami-istri berusia 25-45 tahun, apakah mereka menentukan tujuan pengasuhan yang jelas. Hasil risetnya menunjukkan tidak semua pasangan menyepakati apa tujuan mereka.

Jadi yang perlu diperhatikan adalah menyusun lagi, merumuskan lagi pola pengasuhan, mendiskusikan bersama pasangan, lalu menyepakati. Setelah itu, membuat analisis dan evaluasi, misalnya 3 bulan sekali.

      4.️ Mengatur gaya bicara (komunikasi produktif)
Apabila berbicara pada anak harus baik, harus benar, dan tidak berbohong. Setiap orang tua tidak menyalahkan atau membanding-bandingkan anak karena akan membuat komunikasi antara anak dan orang tua terganggu.

Tak hanya itu, hendaknya setiap orang tua selalu mendengarkan perkataan anak mereka, memperhatikan saat mereka bicara, serta mengetahui keunikannya.

      5. Pendidikan agama
Pendidikan agama bagi anak sangat penting. Namun tidak dianjurkan memasukkan anak ke sekolah agama tanpa mengetahui basic agama dari orang tuanya.

Pendidikan agama adalah tanggung jawab dan kewajiban orang tua kepada anaknya. “Dalam hal ini, kita mengajarkan agama bukan sekadar supaya mereka bisa mengaji, rajin ke gereja, atau biar bisa salat. Tapi agar mereka suka melakukan itu tanpa harus disuruh nantinya.

       6. Mengajarkan anak menahan pandangan
Munculnya “kekacauan otak” pada diri remaja adalah karena orang tua tidak mengajarkan anaknya untuk menjaga dan menahan pandangan.

Ternyata hal ini juga ada di Al-Quran, bahwa kita harus menjaga pandangan. ‘Bencana’ terjadi bisa karena orang tua tidak mengajarkan anaknya untuk menjaga pandangan mereka.

       7. Mengajarkan adab pada anak

Ajarkan anak meminta izin masuk kamar, mengenalkan aurat dan menjaganya dari pandangan orang lain termasuk keluarga, serta memisahkan tempat tidur saat berusia baligh dan dilarang satu selimut walau sesama jenis.

       8. Mendidik fitrah seksualitas anak sesuai tahapan usia dan pemahaman anak
Inti mendidik fitrah seksualitas adalah terbangunnya attachment (kelekatan) serta suplai keayahan dan suplai keibuan.
Wujudnya adalah kesiapan untuk memikul beban rumah tangga melalui pernikahan, membangun keluarga, menjalani peran dalam keluarga yang beradab pada pasangan dan keturunannya.

🌻*Tantangan Eksternal*🌻

1. Melakukan edukasi tentang pola asuh yang tepat pada anak2 sebagai sarana mencegah permasalahan sosial akibat salah pengasuhan

2. Memberikan edukasi tentang pentingnya kekokohan keluarga sebagai benteng utama serangan pemikiran,  pengaruh2 negatif maupun dampak kecanggihan teknologi.

3. Melakukan edukasi pada masyarakat.

4. Melakukan kerjasama, sinergi dan berjejaring dengan pemerintah, institusi swasta dan komunitas2 masyarakat lainnya.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11

Rabu, 26 September 2018

Pendidikan Seksualitas dalam Islam untuk Anak Laki-laki

Majalahayah.com – Bahasan kali ini adalah menggali ilmu tentang mendidik anak laki-laki yang disampaikan oleh Ustadz Bendri Jaysurrahman. Bahasan ini dirasa perlu karena salah satu kerusakan yang terjadi dalam pengasuhan anak oleh orangtua adalah menghilangkan fitrah kelaki-lakian.


Ada hal yang patut dikhawatirkan, karena secara fisik mereka laki-laki, tetapi psikis dan pemikiran mereka adalah perempuan. Sehingga sangat perlu diperhatikan pendidikan anak laki-laki dan anak perempuan dalam Islam untuk menjaga seksualitas yang benar. Pendidikan seksualitas dalam Islam bukan hanya terkait dengan mengajarkan organ reproduksi  tetapi terkait dengan totalitas kepribadian seseorang. Laki-laki menjadi laki-laki dan perempuan menjadi perempuan. Terkait dengan apa yang ia rasakan, pikirkan, bagaimana cara ia berjalan, itulah sejatinya laki-laki dan sejatinya perempuan. 

Maka Islam membuat patokan bahwa pendidikan seksualitas terkait dengan terpenuhinya tiga hal :

1. Seksualitas yang benar,

2. Seksualitas yang sehat

3. Seksualitas yang lurus.

Seksualitas yang benar, tentu patokannya adalah Syari’ah, yaitu bagaimana perilaku orang laki-laki secara AlQur’an dan Sunnah. Bagaimana mengajarkan anak sesuai dengan kaidah Syari’ah yang tidak boleh kita meniru cara-cara Barat yang diharamkan. Contohnya, cara Barat apabila seorang ayah ingin mengajarkan tentang laki-laki, khususnya tentang organ kemaluan, maka si bapak mengajak anak laki-lakinya untuk mandi bersama. Telanjang bersama, lalu ditunjukkan kemaluan, ini namanya ini, fungsinya ini, dan seterusnya. 

Yang demikian itu sangat bertentangan dengan ajaran dan adab Islam, di mana seorang anak laki-laki yang mumayyis (sudah bisa membedakan antara kanan dan kiri), maka ia sudah punya adab terhadap orangtuanya. Bahkan seorang anak untuk masuk ke kamar orangtuanya saja harus mengetuk pintu terlebih dahulu. Tidak sembarangan. Itulah salah satu patokan pendidikan dalam Islam.

Contoh lagi cara Barat, bahwa seorang anak boleh bermain sebebas-bebasnya, misalnya seorang anak bermain di kamar mandi, mengubak-ubak air di WC, tidak apa-apa. Sementara dalam Islam yang demikian itu tidak boleh, haram, hukumnya najis. Anak harus diperkenalkan mana yang suci dan mana yang najis.

Seksualitas yang sehat, yaitu berkaitan dengan faktor kesehatan. Bagaimana disunahkan laki-laki untuk ber-khitan, terkait dengan fungsi kesehatannya. Dan itulah salah satu yang diajarkan dalam Islam.

Seksualitas yang lurus, artinya sesuai dengan fitrahnya. Jangan sampai ada anak laki-laki badannya gempal, berotot, tetapi gayanya seperti orang perempuan (maho, homo). Dompetnya-pun berwarna pink. Dst. 

Tugas orangtua adalah menjaga agar fitrah anak laki-lakinya sebagai anak laki-laki dan anak perempuan sebagai anak perempuan. 

Kali ini yang kita bahas adalah anak laki-laki. 

Berdasarkan Hadits Riwayat Imam Bukhari, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabdaTidaklah seorang bayi lahir kecuali dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani  atau  Majusi.

Maka sejatinya sejak bayi laki-laki punya fitrah yang berbeda dengan perempuan.

Orangtuanya-lah yang menyimpangkan fitrah anak laki-lakinya itu, yang berdasarkan Hadits tersebut fitrah anaknya disimpangkan menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Dengan kata lain, kalau laki-laki menjadi feminin, kewanita-wanitaan, menjadi gay, sejatinya bukan karena genetik. Dan itu dibantah oleh Allah subhanahau wata’ala. Mana mungkin Allahsubhanahu wata’ala menciptakan suatu kaum lalu Allah sendiri melaknat. Sangat tidak mungkin.

Bagaimana mungkin Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki kalau itu merupakan fitrah. Karena kalau sudah fitrah, maka orang tidak bisa menolak. Kalau ada seorang gay atau banci lalu mengatakan : “Saya begini karena memang sudah fitrah saya begini”, itu adalah dusta, bohong. Yang benar adalah karena pengaruh lingkungan. Dan lingkungan paling dekat adalah orangtuanya.

Maka orangtua-lah yang bertugas menjaga fitrahnya itu. Ketika ditanyakan dalam suatu komunitas kaum Gay, kenapa mereka menjadi gay, terbanyak dari mereka menjawab : Sejak kecil tidak punya sosok ayah. Sejak kecil tidak pernah ada stimulasi ayah. Semua pengasuhan oleh ibunya tidak pernah mengenal ayah.

Hasil pengamatan dan diskusi dengan anak-anak gay: Kalau anak laki-laki itu tidak punya ayah sejak kecil karena ayahnya mati, atau cerai, tetapi tidak punya kebencian terhadap ayah, maka anak laki-laki itu paling-paling gayanya saja seperti perempuan (feminin) saja, tidak sampai menjadi gay.

Misalnya seorang anak laki-laki ayahnya tidak pernah mengurusinya, karena sibuk kerja, atau ayahnya meninggal tidak ada sosok ayah pengganti, paman atau kakeknya tidak ada, ia diurus oleh perempuan (ibunya) saja maka anak laki-laki itu cenderung bergaya feminin. Tetapi ia tetap punya ketertarikan dengan lawan jenis. Hanya gayanya saja tetap feminin, cara bicaranya, cara marahnya, karena selama ini ia hanya menirukan ibunya.

Yang parah adalah kalau seorang anak laki-laki trauma dengan sosok ayah. Bapaknya pulang kerja yang dilakukan hanya marah-marah, bicaranya keras, menampar, menendang, memukul kepada si anak laki-lakinya. Apalagi sering anak itu melihat bapaknya menampar ibunya di depan matanya. Maka anak laki-laki itu akan muncul kebencian dalam jiwanya: Laki-laki itu jahat,  ibuku disakiti, ibuku jadi korban kejahatan ayahnya, dst. Maka akan ter-stigma dalam otak anak laki-laki itu: Aku tidak mau menjadi laki-laki. Lalu lebih cenderung bermain dengan anak perempuan. Itulah yang menjadi pemicu utama mengapa anak laki-laki menjadi Gay.

Mungkin ada faktor lain, tetapi dari pengamatan dan berkali-kali menangani kasus laki-laki menjadi Gay, umumnya disebabkan oleh hal-hal seperti disebutkan di atas. Karena rasa trauma dengan ayahnya. Walaupun akhirnya bapaknya berubah ketika anak laki-lakinya remaja, tetapi sudah terlanjur anak laki-lakinya membenci laki-laki karena masuk ke alam bawah-sadarnya.

Oleh karena itu pendidikan untuk anak laki-laki mutlak harus diasuh oleh sosok laki-laki. Seseorang ingin mendidik anak laki-laki menjadi laki-laki sejati, tetapi dalam kehidupan masa kecilnya tidak ada sosok laki-laki yang mengasuhnya, mana mungkin anak laki-laki itu belajar sebagai laki-laki. Fitrahnya itulah yang menjadi rusak.  

Fitrah adalah sejenis software yang diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada seorang anak. Berbeda dengan pemahaman orang Barat yang menyatakan bahwa anak itu ibarat kertas putih, tinggal orangtuanya yang mengisinya. Sedangkan dalam Islam, seorang bayi sudah mempunya program-software, sudah ada fitrahnya, pertama ia (bayi) itu Islam.

Lihat AlQur’an Surat Al A’raaf ayat 172:

سُوۡرَةُ الاٴعرَاف

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَأَشۡہَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ‌ۖ قَالُواْ بَلَىٰ‌ۛ شَهِدۡنَآ‌ۛ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ إِنَّا ڪُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ (١٧٢)

 

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi“. (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,

Seorang bayi (siapapun) masih dalm kandungan ibunya umur 4 bulan sudah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhannya, berarti ia Islam. Itulah fitrahnya.

Laki-laki itu fitrahnya adalah dalam bermacam hal :

1. Jiwa Al Qowam (pemimpin).

Tentu otaknya berbeda dengan anak perempuan.  Maka pendidikan laki-laki berbeda dengan anak perempuan karena Allah subhanahu wata’ala menciptakan-nya berbeda.  

Allah sebutkan dalam AlQur’an Surat Hujurat ayat 13 bahwa hanya ada dua jenis manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Tidak pernah disebutkan adanya manusia berjenisbanci (bencong). Menuduh bahwa banci itu fitrah, berarti menuduh Allah berkhianat dalam penciptaan-Nya. Jadi tidak ada mansia berjenis Waria, kalau ada, maka itu penyimpangan dari fitrah.

2. Laki-laki punya keunikan/kelebihan dibanding perempuan.

Karena fitrahnya sejak awal berbeda (Lihat AlQur’an Surat An Nisaa’ ayat 34). 

Laki-laki punya kelebihan dibandingkan perempuan. Laki-laki berpikiran singkat, kalau bicara seperlunya. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sebagai suami (laki-laki) kalau berkata-kata seperlunya, cukup singkat tetapi merangkum semua hal. Maka bila orang laki-laki banyak ngomong, panjang sekali ngomongnya, itu karena selama ini ia tidak pernah mendapat stimulan laki-laki pada software-nya. Selama ini diasuh oleh perempuan saja.

Bagiamana kita mendidik anak laki-laki dan permpuan adalah berdasarkan AlQur’an, maka kita belajar dari keluarga yang ada dalam AlQur’an, salah satu jiwa laki-laki adalah Al Qowam (pemimpin) sebagaimana disebutkan di atas. Sebagaimana disebutkan dalam Surat An Nisaa’ ayat 34Bahwa kaum laki-laki itu adalah pemimpin (Al Qowam) bagi wanita. 

Artinya sejak lahir anak laki-laki oleh Allah subhanahu wata’ala diberikan softwarePemimpin. Masalahnya software (kepemimpinan) bersesuaian atau tidak dengan hardware(yang diasuhkan). Ternyata selama ini hardware-nya justru merusak jiwa Qowam-nya (jiwa kepemimpinannya). Sehingga ada orang laki-laki yang jiwa Qowam-nya hilang karena diasuh oleh ayah yang Cuek (tidak peduli) dan ibu yang otoriter.

Padahal yang benar adalah laki-laki (suami) menjadi penguat, penjadi faktor yang menegakkan keluarga. Sehingga seorang perempuan mendapatkan suami yang Qowam (pemimpin, penegak keluarga) adalah beruntung.  Yang sebelumnya perempuan itu pesimistis, tiba-tiba menjadi orang yang termotivasi oleh suaminya, karena suaminya selalu berkata-kata yang positif. Yang selama ini perempuan itu tidak punya potensi, karena menikah dengan seorang laki-laki yang punya jiwa kepemimpinan, maka perempuan itu menjadi bintang. Itulah hebatnya laki-laki yang mempunyai jiwa Al Qowam (Pemimpin), sehingga isterinya bisa tumbuh potensinya.

Maka sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang menempatkan diri beliau dalam keluarganya sebagai Al Qowam (pemimpin keluarga) sehingga isteri beliau ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha menjadi salah seorang ulama. Hafal banyak Hadits, menjadi guru beberapa ulama laki-laki di zamannya.

Bagaimana pula Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mendidik isteri beliau yang lain yaitu Zainab binti Khuzaimah rodhiyallahu ‘anhuma, disebut juga Ummul Masakin (Ibu orang-orang miskin), karena beliau punya jiwa dermawan, jiwa sosial yang tinggi, sehingga dicap sebagai orang wanita yang punya jiwa sosial tinggi. Bahkan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam memujinya dalam sebuah Hadits: Khoirukunna man tholayadiha – Sebaik-baik perempuan yang panjang tangannya (senang memberi). Demikian pula isteri-isteri beliau yang lain menjadi contoh-teladan bagi perempuan-perempuan lain dizaman itu.

Makna “Al Qowam” juga berarti adil dan seimbang. Maka laki-laki dalam Islam dibolehkan poligami karena  punya  jiwa AlQowam (adil-seimbang). Dan bagi laki-laki yang tidak punya jiwa AlQowam jangan sekali-kali ingin menikah lebih dari seorang wanita.  Sebab akhirnya akan menjadi masalah, dan menimbulkan pertengkaran dalam keluarga.

“AlQowam – AlQoyyim”, menurut Imam Abubakar Arrozi dalam Kitab Mukhtar Ash Shihamaknanya adalah Pemimpin (Leader), bukan pengekor.

Maka sejatinya laki-laki adalah AlQowam, untuk menegakkan, menjadikan, membentuk, meningkatkan kemampuan anggota keluarganya, terutama isterinya, misalnya ketika isterinya sedang hamil, ia (suami) membantu dalam pekerjaan-pekerjaan keseharian di rumahtangganya. Untuk meringankan tugas dalam rumah tangga yang biasanya dikerjakan oleh isterinya. Jangan sampai isterinya yang sedang hamil itu tetap terbebani pekerjaan-pekerjaan rumahtangganya.

Hal-hal yang demikian akan muncul pada jiwa anak-anaknya, apabila anak dalam pengasuhan yang benar. Terutama anak laki-laki yang tidak diasuh dengan benar, bisa-bisa ketika sudah dewasa ia akan sering menyakiti perempuan, jiwanya pengecut, tidak bisa menjadi Leadercengeng, dan seterusnya.  Itulah yang sering terjadi.

Sumber:

https://majalahayah.com/pendidikan-seksualitas-dalam-islam-untuk-anak-laki-laki/Diakses pada tanggal 27 Sepetember 2018


#bundasayang

#fitrahseksualitas 

#gamelevel11 

Selasa, 25 September 2018

REVIEW "MEMPERSIAPKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK PADA USIA PRE AQIL BALIGH"

Alhamdulillah sudah tiga kelompok yang melakukan presentasi mengenai fitrah seksualitas pada game level 11 ini. Dan untuk kelompok 3 mengambil tema tentang "Mempersiapkan Fitrah Seksualitas Anak pada Usia Pre Aqil Baligh." Pada usia pre aqil baligh ini anak mulai dikenalkan tentang mahram, sehingga kelak ketika sudah baligh dia sudah paham batas-batas auratnya dan siapa saja yang boleh melihat auratnya. Untuk lebih lengkapnya simak materi dari kelompok 3 dibawah ini:

MEMPERSIAPKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK PADA USIA PRE AQIL BALIGH

*Fitrah Seksualitas dan Cinta*
Setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin lelaki dan perempuan. Bagi manusia, jenis kelamin ini akan berkembang menjadi peran seksualitasnya. Bagi anak perempuan akan menjadi peran keperempuanan dan kebundaan, bagi anak lelaki menjadi peran kelelakian dan keayahan. Fitrah seksualitas yang sempurna akan melahirkan laki-laki dan perempuan yang tumbuh sesuai fitrahnya dan memiliki akhlak yang baik terhadap pasangan dan keluarganya.

*Tantangan dalam menumbuhkan fitrah seksulitas*
Tantangan yang mucul pada era millenial ini adalah adanya kesenjangan yang panjang, ketika anak-anak kita secara fisik sudah mencapai usia "aqil baligh" pada usia 14-15 tahun, namun secara finansial dan sosial baru "mandiri" pada usia 25 tahun bahkan lebih. Maka muncullah istilah remaja, yang menggambarkan anak-anak yang telah matang secara biologis tapi belum matang secara psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial. Kesenjangan ini jugalah yang kemudian menyebabkan penyakit kejiwaan dan penyakit sosial yang melanda kehidupan para remaja, seperti pola hidup konsumtif, pergaulan bebas, narkoba, kelainan seksual, dan sebagainya.

*Bagaimana Solusinya?*
Pentingnya penguatan fitrah seksual di tahap Pre Aqil Baligh pada usia 0-14 tahun.

*Apa itu Aqil Baligh?*
Aqil adalah kedewasaan psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial.
Indikatornya:
-Mampu memecahkan masalah
-Mampu mengambil keputusan dan resiko
-Bertanggung jawab dan mandiri
-Mampu mencari nafkah (laki-laki)
-Mampu memikul beban kehidupan

Baligh adalah Kedewasaan Biologis.
Cirinya:
1. Anak laki-laki mengalami mimpi basah
2. Anak perempuan mengalami menstruasi
3. Biasanya terjadi pada rentang usia 11-14 tahun

*Tahap Pendidikan fitrah seksualitas pada usia 0-14 tahun*
1. 0-2 tahun
Anak didekatkan dengan ibunya melalui ASI. Kalaupun tidak bisa menyusui, anak difasilitasi untuk bisa “bermain” di sekitar dada ibunya, bisa dengan sering dipeluk, didekap, digendong, dll.
2. 3-6 tahun
Penguatan konsep gender. Anak harus dekat dengan kedua orangtuanya. Sering main dan ngobrol bareng, mulai dikenalkan perbedaan pakaian laki-laki dan perempuan, mulai dikenalkan konsep malu.
3. 7-10 tahun (Pre Aqil Baligh 1)
Dekatkan anak perempuan dengan ibu dan dekatkan anak laki-laki dengan ayah, agar anak memahami peran gender dan sosialnya. Anak mulai dibiasakan menutup auratnya.
4. 11-14 tahun (Pre Aqil Baligh 2)
Dekatkan anak perempuan dengan Ayahnya dan anak laki-laki dengan ibunya, agar anak dapat belajar memahami dan berempati secara langsung terhadap sosok pria maupun wanita terdekatnya.

*Tanggung Jawab Pendidikan Seks*
Dibagi menjadi beberapa fase, yaitu:
a. Usia antara 7 – 10 tahun, dinamakan kanak-kanak usia akhir (tamyiz), diajarkan etika meminta izin untuk masuk ke kamar orang tua dan orang lain serta etika melihat lawan jenis.
b. Usia antara 10 – 14 tahun (usia remaja), anak dijauhkan dari hal yang mengarah kepada seks
c. Usia antara 14 – 16 tahun (baligh), anak diajarkan tentang etika berhubungan badan ketika ia sudah siap untuk menikah
d. Usia setelah baligh dinamakan usia pemudi/pemuda, diajarkan tentang cara-cara menjaga kehormatan dan menahan diri ketika ia belum mampu untuk menikah

*Pada fase pre aqil baligh 2*, anak juga mulai diajarkan tentang
1. Anak laki-laki tentang mimpi basah, fungsi sperma dan cara mandi wajib. Anak perempuan tentang menstruasi, cara membersihkannya, cara mandi wajib, fungsi rahim dan indung telur
2. Mengajarkan untuk menundukkan pandangan
3. Diajarkan tentang aurat
Laki-laki, antara pusar sampai lutut
Perempuan seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan.
4. Dikenalkan konsep mahram. Setiap perempuan yang haram dinikahi selamanya oleh seorang laki-laki, maka perempuan itu adalah mahramnya. Dan setiap laki-laki yang haram bagi seorang perempuan untuk menikah dengannya selamanya, maka laki-laki itu merupakan mahramnya.
5. Mengenalkan konsep Tauhid pada Allah agar bisa menjaga mereka dari berbuat dosa.
6. Anak diajarkan beberapa adab yang berhubungan dengan lawan jenis, seperti:
-Meminta izin sebelum masuk kamar orang lain dan orang tua pada waktu sebelum fajar, tengah hari dan setelah isya.
-Memisahkan kamar anak laki-laki dan anak perempuan
-Etika melihat mahram. Laki-laki boleh melihat kepada mahram perempuannya sebatas yang menjadi kebiasaan untuk dilihat (leher, kepala, kedua telapak tangan, kedua kaki, dst). Ia tetap tidak boleh melihat yang biasanya tertutup (dada, punggung, perut, dst).
-Etika Melihat Perempuan yang Bukan Mahram
Tidak diperbolehkan walaupun tanpa syahwat.
-Etika laki-laki melihat laki-laki
Tidak boleh melihat auratnya. Adapaun anggota tubuh yang lain, seperti perut, punggung, dada dan lainnya boleh asalkan tanpa syahwat.
-Etika perempuan melihat perempuan
Seorang perempuan tidak boleh melihat bagian di antara pusar sampai lutut perempuan lainnya, baik yang dilihat itu dekat maupun jauh, muslimah maupun bukan.
-Etika perempuan non muslimah melihat perempuan yang muslimah
Seorang perempuan muslimah diharamkan untuk memperlihatkan sedikit pun dari bagian tubuhnya kepada perempuan non muslimah, kecuali anggota badannya yang digunakan untuk memberikan bantuan, pelayanan atau bekerja.
-Etika melihat anak remaja berparas tampan (al-amrad)
Hukumnya boleh jika ada alasan mendesak, seperti jual beli, mengambil dan memberi, mengobati, mengajar serta keperluan yang semacamnya. Sedangkan melihat untuk menikmatinya maka hukumnya haram karena itu bisa mendorong munculnya syahwat dan mengarah ke fitnah.
-Etika perempuan melihat laki-laki yang bukan mahramnya
Boleh jika mereka sedang berpapasan di jalan, bermain permainan yang tidak diharamkan, berinteraksi dalam jual beli, dan kesempatan lainnya.
-Etika melihat aurat anak kecil
Anak kecil baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki aurat jika ia masih berusia kurang dari 4 tahun. Namun, jika ia sudah berusia lebih dari 4 tahun, maka auratnya adalah kemaluan dan pantatnya, serta bagian tubuh di sekitarnya.

Media edukasi yang disajikan oleh kelompok tiga bisa dilihat disini:
https://www.youtube.com/watch?v=noWSRrtAh9U

Tanya jawab seputar materi:
Tanya:
Di usia 10-14thn anak dijauhkan dari perihal seks.
Bagaimana jika anak sudah pernah terpapar pornografi dan mengalami kecanduan?

Jawab:
1. Mengukur tingkat keparahan kecanduan anak
2. Menjauhkan media pemapar pornografi
3. Edukasi tentang bahaya dan dampak pornografi
2. Menciptakan lingkungan yg baik
3. Lakukan kegiatan positif yang disukai anak seperti hobi, atau kegiatan luar ruang misalnya olahraga, camping, dll
4.Mendapatkan dukungan positif dari orang tua dan lingkungan tanpa adanya pihak-pihak yang menghakimi.
5. Membantu anak mendekatkan diri pada Allah SWT, bisa dengan memperbanyak kegiatan agama tetapi tetap didampingi dan dalam pengawasan orang tua.

Sumber Pustaka:
Santosa, Harry. 2017. Fitrah Based Education. Yayasan Cahaya Mutiara Timur
'Ulwan, Abdullah Nashih. 2017. Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak Dalam Islam). Sukoharjo: Insan Kamil Solo

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11

Senin, 24 September 2018

REVIEW "MENGENAL DAN MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS MELALUI LATIHAN PEKERJAAN RUMAH"

Tema presentasi kedua adalah "Mengenal dan Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Melalui Latihan Pekerjaan Rumah." Dalam hal ini kelompok kedua ingin mengenalkan fitrah seksual anak melalui pekerjaan yang biasa dilakukan di rumah dengan melihat peran masing-masing dalam anggota keluarga terutama ayah dan ibu. Harapannya dengan melihat secara langsung peran ayah dan ibu dalam kehidupan sehari-hari, anak mendapatkan contoh real seperti apa laki-laki seharusnya dan seperti apa perempuan seharusnya berlaku sesuai dengan fitrah seksualitasnya masing-masing. Untuk selanjutnya materi yang disampaikan oleh kelompok kedua adalah sebagai berikut:

MENGENAL DAN MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS MELALUI LATIHAN PEKERJAAN RUMAH

1. FITRAH SEKSUALITAS:

KBBI, Seks : Jenis kelamin; hal yang berhubungan dengan alat kelamin.

PKBI DI Yogyakarta, Seks : Perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin.

KBBI, seksualitas : ciri, sifat atau peranan seks; dorongan seks; kehidupan seks.

PKBI DI Yogyakarta, seksualitas : menyangkut dimensi yang sangat luas, dimensi biologis, sosial, psikologis dan kultural.

                Dimensi Biologis: berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin. Termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi dan dorongan seksual.

                Dimensi Psikologis : erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksuali, identitas peran atau jenis, serta bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi, emosi, motivasi dan perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri.

                Dimensi Sosial: bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual.

Fitrah Seksualitas (FBE): tentang bagaimana seorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati. (Harry Santosa, FBE, 2015)

Dapat disimpulkan, Fitrah Seksualitas yang dijelaskan oleh Ustaz Harry Santosa sudah meliputi dimensi biologis, dimensi psikologis, dimensi sosial dan kultural , seseorang menyadari jati dirinya sesuai kodrat yang ALLAH tetapkan, berperilaku dan bersikap sesuai fitrah kelelakian atau kewanitaan.

2. Seberapa Penting FITRAH SEKSUALITAS dibangkitkan?
- Agar anak dapat tumbuh benar sesuai kodratnya, menjadi Laki-laki sejati atau Perempuan sejati.
- Menumbuhkan jati diri sejak dini, ALLAH menciptakan manusia dengan berpasangan. Laki-laki dan Perempuan. Salah satu ikhtiar agar terlindung dari penyimpangan seksual.
- Dengan mengerti pembagian seks/ jenis kelamin, diharapkan bisa mengenal pembagian peran dalam keluarga dan masyarakat

3. Apa tantangan yang berkaitan dengan Gender?

Pernahkah bercermin pada diri sendiri, kapan naluri “merawat” hadir dalam diri kita? Mungkin banyak yang akan menjawab, saat sudah menikah dan punya anak.

Secara naluriah,  wanita memiliki kepekaan dalam merawat.  Namun, apakah ‘kodrat’ ini dijaga saat kita tumbuh?

Kami melihat pentingnya pembagian tugas/peran sesuai Gender.

Mengapa?

Karena ALLAH sudah memberikan fitrah PERAN pada masing-masing kita.

Ayah:

-  Penanggung jawab pendidikan
-  Man of vision and mission
-  Sang ego dan individualitas
-  Pembangun sistem berpikir
-  Supplier maskulinitas
-  Penegak profesionalisme
-  Konsultan pendidikan
-  The person of ‘tega’

Ibu :

- Pelaksana harian pendidikan
- Person of love and sincerity
- Sang harmoni dan sinergi
- Pemilik moralitas dan nurani
- Supplier feminimitas
- Pembangun hati dan rasa
- Berbasis pengorbanan
- Sang ‘pembasuh luka’

Untuk menumbuhkan fitrah seksualitas dan fitrah peran yang tidak sama tersebut, diperlukan kedekatan yang berbeda pada setiap tahap usia.

Usia anak 0-2 tahun:

Laki-laki dan Perempuan: didekatkan dengan Ibu, adanya proses menyusu dan membangun kelekatan emosi. Transfer awal nilai keimanan, ketauhidan.

Usia anak 3-6 tahun:

Laki-laki dan Perempuan: didekatkan dengan Ayah-Ibu, agar memiliki keseimbangan emosi dan rasional. Kedekatan paralel ini membuat anak secara imaji mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan. Secara alamiah juga akan paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, berpakaian, berpikir dan bertindak sebagai laki-laki atau perempuan.

Pengenalan pekerjaan/kegiatan rumah : semua pekerjaan dan kegiatan, bisa melalui buku teks, ikut melibatkan anak sehari-hari. Mengawal dan memastikan identitas seksualitas sejak usia 3 tahun.

Usia anak 7-10 tahun:

Adalah masa dimana anak-anak memasuki tahap mempelajari ‘bagaimana dunia bekerja”

- Laki-laki : didekatkan dengan Ayahnya.

Ego sentris mereda (à sosio sentris).

Tanggungjawab moral: peran sosial sudah berjalan ----sholat berjamaah, bermain dg ayah, peran keayahan lainnya dalam masyarakat.

Menjelang masa pengenalan pra-baligh. Berhubungan dengan dimensi biologis, menjelaskan tentang tata cara mandi wajib, konsekuensi memiliki sperma.

- Perempuan: didekatkan dengan Ibunya, agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit.

Menjelang masa pengenalan pra-baligh. Perlu pendekatan dimensi biologis tentang alat reproduksi wanita. Cara bersuci dari haid dan konsekuensi memiliki rahim.

Pada usia ini bisa dilatih tugas spesifik pada anak.

Contoh kegiatan yang diharapkan mendekatkan anak pada fitrah seksualitasnya:

- pada anak laki-laki :
· mengajak adik bermain
· berlatih menjadi korlap sholat berjamaah di rumah
· ikut mengecek kondisi rumah sebelum tidur
· lebih banyak bermain bersama Ayah

- pada anak perempuan :
· ikut merawat Adik: menyuapi, memandikan, mengantar ke kamar mandi
· merawat hewan peliharaan
· memlihara tanaman
· memasak untuk keluarga
· belajar menjahit dan pekerjaan detail lainnya

Tentu saja, kita harus mengikuti kaidah tahapan latihan yang harus dilalui oleh anak, sesuai usia dan tingkat penguasaan.

Secara umum, 3 keahlian yang harus dikuasai oleh anak-anak:

1. Keahlian individual
2. Keahlian berkeluarga
3. Keahlian komunal/ komunitas

Jika telah selesai dengan keahlian individual, bisa dilanjutkan dengan keahlian berkeluarga. Jika telah tuntas dengan keahlian berkeluarga, bisa dilanjutkan dengan keahlian komunal/komunitas.

Pada kesimpulannya, melatih beberapa pekerjaan rumah kepada anak diharapkan bisa mendekatkan mereka pada jati diri seksualitas yang sesuai dengan kodrat mereka.

Fitrah seksualitas yang tumbuh paripurna kelak diharapkan akan menghantarkan mereka pada peran Ayah sejati dan Ibu sejati.

Dan ini oleh-oleh sebagai sarana edukasi dari kelompok kedua:
https://www.instagram.com/p/Bn_VETUAhtb/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1rrv5y28loiyl

Sumber bacaan:
Harry Santosa, 2015, Fitrah Based Education

PKBI DI Yogyakarta, Pengertian Seks dan Seksualitas

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11

Minggu, 23 September 2018

"REVIEW FITRAH SEKSUALITAS: MENGENAL JENDER"

Alhamdulillah...memasuki game level 11. Kali ini tugas kita adalah membuat review dari presentasi yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Dari presentasi yang dilakukan kelompok 1, telah dijabarkan dengan cukup jelas mengenai apa itu fitrah seksualitas, pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas. Dan tema yang diambil oleh kelompok 1 adalah mengenai pengenalan jender. Dalam presentasi juga dijabarkan masalah-masalah yang dihadapi berkaitan dengan jender serta solusinya. O..ya ada video menarik juga buat anak-anak untuk mengenal apa itu perbedaan jender. Untuk selanjutnya berikut adalah materi serta tanya jawab yang disampaikan oleh kelompok 1.

"FITRAH SEKSUALITAS: MENGENAL JENDER"

1. Apa itu Fitrah Seksualitas?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fitrah berarti sifat asal, kesucian, bakat, atau pembawaan. Sedangkan seksualitas berarti  ciri, sifat, atau peranan seks. Menurut Ustadz Harry Santosa, fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai seorang lelaki sejati, atau sebagai perempuan sejati.
Secara umum fase seksualitas pada anak dibagi menjadi fase-fase sebagai berikut:
1. Fase oral (0-2 tahun): nikmat saat menghisap  ember  susu ibu.
2. Fase anal (2-4 tahun): merasa nikmat saat mengeluarkan feses dari anus.
3. Fase phallic (4-7 tahun): anak mulai memegang alat kelamin.
4. Fase genital (8-12 tahun): mulai tertarik pada lawan jenis.

Tahap pendidikan seksualitas pada anak sebagai berikut:
1. Tahap usia 1-5 tahun: kenalkan anggota tubuh secara detail.
2. Tahap usia 5-10 tahun: jawab pertanyaan anak secara benar.
3. Tahap usia 10-12 tahun: kenalkan tentang haid, mimpi basah, dan perubahan fisik.

2. Apa pentingnya membangkitkan fitrah seksualitas?

Menurut salah seorang psikolog sekaligus seksolog bernama Baby Jim, kurangnya pengetahuan seksual pada anak akan memicu keingintahuan berlebih pada anak,terutama jika anak tersebut telah menginjak remaja. Anak-anak, khususnya remaja,rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan sosok ayah dan sosok ibu serta peranan keduanya berkaitan erat dengan kesesuaian fitrah kelelakian dan fitrah kewanitaan. Bagaimana kedekatan anak dengan sosok ayah dan sosok ibu pada tahap usia tertentu juga perlu diperhatikan.

a.Usia 0-2 tahun
Sesuai kebutuhan anak untuk menyusu, pada usia ini anak didekatkan pada ibunya.

b. Usia 3-6 tahun
•Anak laki-laki dan perempuan didekatkan dengan ayah dan ibunya secara seimbang agar dapat memastikan identitas seksualnya.
•Anak laki-laki dapat mengatakan “Aku adalah anak laki-laki seperti ayah, “ dan anak perempuan dapat mengatakan “Aku adalah anak perempuan seperti ibu. “
•Apabila anak tidak jelas menyatakan identitas gender di usia ini, maka potensi awal homoseksual dan penyimpangan seksualitas lainnya sudah dimulai.

c. Usia 7-10 tahun
•Anak laki-laki didekatkan dengan ayah, diajak sholat berjama’ah, diajak bermain dengan ayah, diberi nasihat tentang kepemimpinan dan cinta, dijelaskan tata cara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma.
•Anak perempuan didekatkan dengan ibu, diajari tentang peran keperempuanan dan peran keibuan, dijelaskan tentang konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi.
•Apabila sosok ayah dan ibu tidak hadir pada tahap ini, maka potensi homoseksual dan kerentanan penyimpangan seksualitas semakin menguat.

d. Usia 10-14 tahun
•Dilakukan pemisahan kamar antara anak laki-laki dan perempuan.
•Diberikan warning keras jika anak tidak mengenal Tuhan secara mendalam, misalkan jika meninggalkan sholat.
•Anak laki-laki didekatkan dengan ibu agar dapat memahami secara empati sosok wanita terdekatnya, bagaimana harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan dari kacamata perempuan. Ibu menjadi sosok ideal pertama dan tempat curhat bagi anak laki-laki.
•Anak perempuan didekatkan dengan ayah agar dapat memahami secara empati sosok laki-laki terdekatnya, bagaimana harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan dari kacamata laki-laki. Ayah menjadi sosok ideal pertama dan tempat curhat anak perempuan.
•Anak laki-laki yang tidak dekat dengan ibunya pada tahap ini tidak akan memahami bagaimana perasaan, fikiran, dan sikap perempuan. Berpotensi menjadi suami yang kasar dan egois.
•Anak perempuan yang tidak dekat dengan ibunya pada tahap ini berpotensi menyerahkan kehormatannya pada laki-laki yang dianggap dapat menggantikan sosok ayahnya yang hilang.

3. Masalah yang dihadapi berkaitan dengan gender:

•Kebanyakan orang tua masih menganggap pendidikan seks sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan, akibatnya anak mencari tahu dari tempat lain.
•Mudahnya akses diinternet tentang seksualitas/pornografi.
•Kekerasan seksual terhadap anak.
•Anak mengenal tentang pacaran.
•LGBT dan eksposnya di media sosial.

4. Solusi terhadap masalah yang dihadapi berkaitan dengan gender:

•Kesadaran orang tua untuk belajar tentang fitrah seksualitas.
•Menerapkan fitrah seksualitas sesuai usia anak.
•Menjalin hubungan yg baik dan terbuka antara orang tua dan anak.
•Tidak menganggap tabu membahas perihal seksualitas, bagian mana yang perlu dijaga dari pandangan atau sentuhan orang.
•Membentuk kepribadian berani menjaga diri sendiri.
•Memberi pandangan tentang pacaran pada usia remaja dan kapan boleh mengenal lawan jenis lebih dekat sesuai ajaran agama.
•Orang tua memberi contoh yang benar, misalkan dengan tidak telanjang di depan anak
•Anak dibiasakan memakai pakaian sesuai gendernya.

Ini dia videonya.....
https://youtu.be/X2Zu0VKGreQ

Seputar tanya jawab mengenai materi:

1. Usia berapa yang paling aman untuk mengajak anak berdiskusi tentang seksualitas secara verbal?
Jawab:
Sesuai tahapan usia, diskusi tentang seksualitas bisa dimulai saat anak umur 3 tahun, misalkan mengenalkan perbedaan laki-laki dan perempuan, dengan bahasa yang sesuai dengan usia mereka tentunya.
Seiring pertambahan usia, bahan diskusi juga berubah.
Usia 10-12th mulai mengenalkan haid, mimpi basah, dan perubahan fisik. Pada fase ini penjelasan sudah mulai mendetail.

2. Secara umum, berdasakan pengamatan anda selama ini apakah pendidikan tentang seksualitas di sekolah sudah  memadai? mungkin di PAUD atau TK?
Jawab:
Menurut kami pendidikan seksualitas di PAUD  belum mencakup keseluruhan konsep fitrah seksualitas karena sebagian besar guru-guru PAUD hanya perempuan.
Sebaiknya bagi anak usia PAUD sudah saatnya dikenalkan guru laki laki sebagai sosok ayah dan guru perempuan sebagai sosok ibu.

3. Sebaiknya, pendidikan seksualitas di TK ini bagaimana?
Jawab:
Jawaban untuk pertanyaan nomor 3 sama dengan jawaban nomor 2, karena masih dalam tahap usia yang sama, yaitu 3-6 tahun.

4. Terkait tantangan gender, apabila anak terlahir dalam keluarga yang masih menganut patrilineal atau sebaliknya, bagaimana mengubah cara mendidik anak agar tidak ada yang dianak-emaskan? Karena dikhawatirkan akan berpengaruh pada pertumbuhan fitrah seksualitasnya?
Jawab:
Konsep patrilineal ini memang sulit untuk dihapuskan, karena jika dikaitkan dengan agama, secara fitrah laki-laki adalah pemimpin.
Tetapi yang perlu diubah adalah cara kita sebagai orang tua dalam menghargai emansipasi terhadap perempuan. Oleh karena itu anak laki-laki  pada usia 10-14 tahun didekatkan dengan ibu supaya memahami wanita sehingga tidak akan timbul rasa superior sebagai laki-laki.
Dan pola asuh orang tua harus diubah dengan tidak menganakemaskan. Harus sama rata. Adil. Adil artinya sesuai porsi gender masing-masing.

5. Disekitar lingkungan saya masih banyak anak-anak kecil yg telanjang di luar rumah atau mandi diluar kadang ada yang pipis jg diluar. Sudah saya ingatkan misalnya pas pipis di luar ada ibunya..eh kok g di kamar mandi. Secara pribadi, jg saya sarankan. Tapi sepertinya belum ngreken. Mohon diberi solusi / tips yang lain.
Jawab:
Yang perlu diberitahu adalah orang tuanya. Bagaimana konsep membangkitkan fitrah seksualitas anak. Pun bagaimana dampaknya jika tidak dijaga dengan benar. Maka dari itu mbak Tika bisa mengajak perlahan secara persuasif untuk mengubah konsep-konsep yg dianggap jamak seperti kasus-kasus tersebut.
Karena akibatnya bisa fatal.
Bisa dicontohkan kasus-kasus pencabulan anak usia dini, LGBT, dll. Na'udzubillah min dzalik..
Harapannya orang tua akan tercerahkan.

Juga bisa mengingatkan anak-anak dengan kata-kata seperti "Nanti bisa sakit lo karena gak higienis, banyak kuman lo."

Tetapi poin pentingnya adalah, bahwa kuncinya ada pada pendekatan ke orang tua agar orang tua sadar untuk belajar tentang fitrah seksualitas yang benar.

6. Anak saya umur 8 tahun masih sering menyentuh kemaluannya, misalnya saat mau tidur. Atau saya dapati pagi-pagi saat bangun pagi. Apa yg sebaiknya saya lakukan. Sudah saya minta berhenti tapi kadang kalau lupa ngelakuin lagi. Masih tahap wajar gak ya?
Jawab:
Hal ini salah satu kewajaran karena merupakan naluri lelaki. Tetapi sebaiknya dihentikan. Amati, kapan dan pada saat bagaimana anak melakukannya. Kira-kira pada waktu anak akan memegang, segera cari pengalihan dan beritahu bahwa hal iti tidak baik.

7. Menurut pendapat/saran anda bagaiman jika salah satu figure orangtua (ayah) tidak optimal dalam menjalankan peran karena LDM, sedang figure pengganti laki-laki seperti kakek sudah tidak  ada, dan anak sehari-hari dalam lingkungan perempuan semua. Solusi terbaik apa yg dapat dilakukan?
Jawab:
Saran kami bagi anak yang harus menjalani hubungan jarak jauh dengan ayah bisa didekatkan dengan saudara terdekat sebagai sosok ayah, seperti kakek, paman, atau om.
Komunikasi dengan ayah harus terjalin secara terus menerus (bisa menggunakan video call atau media lain).
Dan selalu ceritakan tentang sosok ayah, bagaimana dia bertanggung jawab sampai harus kerja jauh demi keluarga.
Sampaikan penjelasan tersebut dengan bahasa logis anak2 yang menumbuhkan rasa cinta.

Referensi:
Santosa, Harry. 2017. Fitrah Based Education. Yayasan Cahaya Mutiara Timur.

Indonesia Belajar Parenting, https://m.facebook.com/indonesiaparenting/posts/487089238305266, diakses tanggal 19 September 2018.

Komunitas Institut Ibu Profesional. 2013. Bunda Sayang : 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak. Jakarta : Gazza Media.

#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11