Halaman

Rabu, 17 Mei 2017

Sayur Sop Sawi

Ceritanya, disuruh bumer buat masak sayur bening alias sayur sop. Sayurannya udah dipotong-potong sama bumer, aku tinggal mengeksekusinya aja.
Okelah, mari membuktikan diri kalau sejatinya bisa masak ato gak😝
Sejujurnya aku gak pede kalau masak di rumah bumer secara penduduknya banyak jadi peluang yang makan masakanku juga lebih banyak. Hehe...
Kalau masakin anak atau suami aja mah pede secara kalaupun masakanku gak enak gak diprotes dan tetap dimakan (lha wong adanya juga itu, mau gak mau dimakan😁)

Kembali ke acara masak sop tadi ya sodara2...
Semua proses berjalan lancar, nguleg bumbu trus numis bumbu biar harum..sampe masukin sayurnya. Nah kegalauan itupun muncul saat mata ini melihat sawi yang sudah dipotong-potong. Dalam hati, masak sayur sop pakai sawi? Nanya pada diri sendiri. Sambil terus melanjutkan masak sop. Ih...seriusan sayur sop pakai sawi??? Jadi galau banget. Tapi itu sawi udah dipotong-potong sama bumer, mau dimasak apa ya? Hmm....mau ditumis kali y..masih mikir itu sawi mau diapain. Kalau mau di sayur sop kok aneh, masak sayur sop pakai sawi. Kembali bertanya-tanya.

Dan.....akhirnya sawi itupun aku eksekusi juga, tak masukin ke sayur sop, sampai ada acara ganti panci di tengah masak lantaran gk muat pancinya. Eh seriusan ini sawinya mau di sop? Bertanya pada diri sendiri (padahal tu sawi udah dimasukin ke panci tinggal nunggu matangnya aja😅). Dan endingnya sayur sopnya jadi aneh rasanya, mau di apa-apain tetap aneh rasanya gara-gara si sawi😂

Acara masak sayur sop pun telah usai, selang beberapa menit kemudian bumer pulang. Masih belum bertandang ke dapur, masih maenan sama kakak di depan. Dan saat langkah kaki bumer menuju ke dapur kekonyolan itu pun terjadi.

Bumer: "Nduk, sawine mau kok masak?" sambil liat panci.
Me: "Enggih buk" sambil mikir ada yang gk beres.
Bumer: "Sayur bening (sop), nganggo sawi?" senyum heran.
Me: "Pantes buk aneh, sayur sop pakai sawi" sambil nyengir😁

Malu gak ketulungan. Ya Allah, kenapa aku kok ya gak mikir sejauh itu, dari dulu makan sayur sop kagak pernah tu ada ceritanya pakai sawi. Ampun deh, rasanya pengen nempelin muka ke tembok atau lari pulang ke rumah ortu😵
Malu-maluin, beneran malu banget aku🙈🙈🙈
Malunya tambah gak ketulungan pas bumer bilang kalau sayurnya seger tapi agak langu...hadeh makin pengen ganti muka🙈

Akhirnya mau gak mau dimakan juga itu sayur sop sawi dan aku pun berusaha memakannya meski aku gak begitu suka sawi, rasanya mengunyah sawi itu butuh waktu lama banget, mau ditelan susah. Kagak tega masukin sawi ke perut😂

Alhamdulillahnya itu sayur sop sawi habis juga👏👏👏👏👏
Itulah ending sayur sop sawi yang seumur-umur baru kubuat dan kumakan😄

Nice Homework#1 IIP Batch #4

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengerjakan tugas matrikulasi IIP batch #4. Materi pertama dalam program matrikulasi batch #4 ini adalah "ADAB SEBELUM ILMU"... Super sekali materinya, merasa tertampar padahal dulu pernah dapat materi tentang itu pas dikajian tapi entah kemana ingatan itu. Harus banyak belajar lagi apalagi sekarang peran baru sudah tersemat pada diri, yeaay...menjadi ibu untuk shalihah dan shalihku, putri kecilku Hikari dan pangeran kecilku Faeyza. Semoga ibu bisa menjadi ibu yang shalihah buat kalian ya nak...kiss..kiss. Dan menjadi istri yang shalihah juga buat abi kalian...my beloved husband^o^

NICE HOMEWORK #1
NICE HOMEWORK #1

  • Prolog
Bismillah….
Tugas HHW pertama ini kembali menyadarkan saya bahwa tiga tahun belakangan ini (bisa dikatakan semenjak menikah) saya telah mengabaikan mimpi-mimpi yang dulu pernah saya peluk erat. Peran baru menjadi istri kemudian ibu terasa begitu banyak menyita waktu yang akhirnya tanpa sadar, saya menjalankan semua itu tanpa arah yang jelas dan tak jarang keluh kesah pun muncul. Apalagi untuk saya yang masih harus menjalani ujian LDM (Long Distance Marriage) merasakan begitu banyak energi yang terkuras dan tak jarang tangisan pun hadir.
Saya merasa menjadi lebih emosional dari sebelumnya, perasaan bahwa saya belum sepenuhnya menjalankan peran sebagai istri lantaran jarak menghadirkan ruang dalam hati saya bahwa ada bagian yang belum sempurna ketika sebutan istri tersemat pada diri saya.  Terlebih lagi sebutan sebagai ibu, begitu sangat jauh dari sempurna. Saya sadar betapa saya masih fakir akan ilmu tentang parenting, dan seluk beluk tentang mendidik anak. Semoga tidak ada kata terlambat untuk memulai belajar…

  1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini?
Ketika pertanyaan ini hadir jurusan ilmu apa yang akan saya tekuni di universitas kehidupan, untuk saat ini saya ingin menekuni ilmu parenting guna mendukung peran saya sebagai ibu. Karena itu adalah amanah yang Allah berikan kepada saya yang kelak akan saya pertanggungjawabkan di akhirat. Ya, menjadi ibu yang bukan ibu biasa. Ibu yang bisa menularkan semua energi positif bagi keluarga, ibu yang hadirnya senantiasa dirindu. Ibu yang menjadi pilar peradaban.
Jauh sebelum itu, saya ingin menekuni ilmu tentang penerimaan dan rasa sabar. Seperti yang saya uraikan diatas  bahwa saya merasa menjadi lebih emosional dari sebelumnya lantaran saya masih belum bisa menerima dengan tulus atas apa yang harus saya jalani bahkan beban masa lalu masih belum sepenuhnya saya lepaskan. Itu sebabnya saya butuh rasa sabar, sabar yang tak berbatas.

  1. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Karena saya ingin menjadi lebih baik. Apalagi saat sebutan ibu tersemat pada saya, saya menyadari bahwa ada amanah yang besar yang Allah berikan kepada saya. Ada tanggungjawab yang harus saya jalani sebaik mungkin agar kelak saat saya ditanya di pengadilan akhirat saya bisa menjawab bahwa saya telah menjalankan amanah dengan sebaik mungkin. Menjadi ibu adalah proses belajar seumur hidup, butuh rasa sabar dan penerimaan untuk menjalaninya agar peran itu menjadi sempurna tanpa penolakan, tanpa beban dan tanpa sesal.
  1. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan dibidang tersebut?
  • Strategi yang saya lakukan untuk menuntut ilmu tentang parenting salah satunya dengan mengikuti kegiatan matrikulasi IIP batch 4 ini dan membaca buku-buku tentang parenting yang saya punya.
  • Berdiskusi dengan orang-orang yang telah sukses mengantarkan anak-anaknya pada jalan ketaqwaan dan kebaikan.
  • Mengajak suami untuk bersama-sama belajar menjadi orang tua yang lebih baik. Meningkatkan daya dukung suami untuk proses belajar menjadi ibu yang lebih baik (ibu profesional).
  1. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
  • Yang pertama ingin saya perbaiki adalah niat baik di awal, tengah dan akhir bahwa semua itu saya lakukan semata-mata mengharap ridha Allah SWT dan semoga Allah lancarkan semua proses menuntut ilmu itu.
  • Kedua, adalah sabar karena tanpa adanya kesabaran mustahil kita akan memperoleh hasil atas apa yang sudah kita usahakan.
  • Ketiga, komitmen untuk menyelesaikannya sampai akhir.
  • Keempat, menghilangkan ego pribadi dan perasaan sudah tahu tentang ilmu yang akan dipelajari (ibarat gelas mengosongkan isinya agar dapat menampung isi yang lebih banyak).
  • Kelima, aktif mencari tahu dan bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui.

“Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup, maka carilah ilmu dengan cara-cara yang mulia”

Salam cinta dan semangat ^o^
Nita Sang Ialang