Tema presentasi kedua adalah "Mengenal dan Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Melalui Latihan Pekerjaan Rumah." Dalam hal ini kelompok kedua ingin mengenalkan fitrah seksual anak melalui pekerjaan yang biasa dilakukan di rumah dengan melihat peran masing-masing dalam anggota keluarga terutama ayah dan ibu. Harapannya dengan melihat secara langsung peran ayah dan ibu dalam kehidupan sehari-hari, anak mendapatkan contoh real seperti apa laki-laki seharusnya dan seperti apa perempuan seharusnya berlaku sesuai dengan fitrah seksualitasnya masing-masing. Untuk selanjutnya materi yang disampaikan oleh kelompok kedua adalah sebagai berikut:
MENGENAL DAN MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS MELALUI LATIHAN PEKERJAAN RUMAH
1. FITRAH SEKSUALITAS:
KBBI, Seks : Jenis kelamin; hal yang berhubungan dengan alat kelamin.
PKBI DI Yogyakarta, Seks : Perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin.
KBBI, seksualitas : ciri, sifat atau peranan seks; dorongan seks; kehidupan seks.
PKBI DI Yogyakarta, seksualitas : menyangkut dimensi yang sangat luas, dimensi biologis, sosial, psikologis dan kultural.
Dimensi Biologis: berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin. Termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi dan dorongan seksual.
Dimensi Psikologis : erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksuali, identitas peran atau jenis, serta bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi, emosi, motivasi dan perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri.
Dimensi Sosial: bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual.
Fitrah Seksualitas (FBE): tentang bagaimana seorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati. (Harry Santosa, FBE, 2015)
Dapat disimpulkan, Fitrah Seksualitas yang dijelaskan oleh Ustaz Harry Santosa sudah meliputi dimensi biologis, dimensi psikologis, dimensi sosial dan kultural , seseorang menyadari jati dirinya sesuai kodrat yang ALLAH tetapkan, berperilaku dan bersikap sesuai fitrah kelelakian atau kewanitaan.
2. Seberapa Penting FITRAH SEKSUALITAS dibangkitkan?
- Agar anak dapat tumbuh benar sesuai kodratnya, menjadi Laki-laki sejati atau Perempuan sejati.
- Menumbuhkan jati diri sejak dini, ALLAH menciptakan manusia dengan berpasangan. Laki-laki dan Perempuan. Salah satu ikhtiar agar terlindung dari penyimpangan seksual.
- Dengan mengerti pembagian seks/ jenis kelamin, diharapkan bisa mengenal pembagian peran dalam keluarga dan masyarakat
3. Apa tantangan yang berkaitan dengan Gender?
Pernahkah bercermin pada diri sendiri, kapan naluri “merawat” hadir dalam diri kita? Mungkin banyak yang akan menjawab, saat sudah menikah dan punya anak.
Secara naluriah, wanita memiliki kepekaan dalam merawat. Namun, apakah ‘kodrat’ ini dijaga saat kita tumbuh?
Kami melihat pentingnya pembagian tugas/peran sesuai Gender.
Mengapa?
Karena ALLAH sudah memberikan fitrah PERAN pada masing-masing kita.
Ayah:
- Penanggung jawab pendidikan
- Man of vision and mission
- Sang ego dan individualitas
- Pembangun sistem berpikir
- Supplier maskulinitas
- Penegak profesionalisme
- Konsultan pendidikan
- The person of ‘tega’
Ibu :
- Pelaksana harian pendidikan
- Person of love and sincerity
- Sang harmoni dan sinergi
- Pemilik moralitas dan nurani
- Supplier feminimitas
- Pembangun hati dan rasa
- Berbasis pengorbanan
- Sang ‘pembasuh luka’
Untuk menumbuhkan fitrah seksualitas dan fitrah peran yang tidak sama tersebut, diperlukan kedekatan yang berbeda pada setiap tahap usia.
Usia anak 0-2 tahun:
Laki-laki dan Perempuan: didekatkan dengan Ibu, adanya proses menyusu dan membangun kelekatan emosi. Transfer awal nilai keimanan, ketauhidan.
Usia anak 3-6 tahun:
Laki-laki dan Perempuan: didekatkan dengan Ayah-Ibu, agar memiliki keseimbangan emosi dan rasional. Kedekatan paralel ini membuat anak secara imaji mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan. Secara alamiah juga akan paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, berpakaian, berpikir dan bertindak sebagai laki-laki atau perempuan.
Pengenalan pekerjaan/kegiatan rumah : semua pekerjaan dan kegiatan, bisa melalui buku teks, ikut melibatkan anak sehari-hari. Mengawal dan memastikan identitas seksualitas sejak usia 3 tahun.
Usia anak 7-10 tahun:
Adalah masa dimana anak-anak memasuki tahap mempelajari ‘bagaimana dunia bekerja”
- Laki-laki : didekatkan dengan Ayahnya.
Ego sentris mereda (à sosio sentris).
Tanggungjawab moral: peran sosial sudah berjalan ----sholat berjamaah, bermain dg ayah, peran keayahan lainnya dalam masyarakat.
Menjelang masa pengenalan pra-baligh. Berhubungan dengan dimensi biologis, menjelaskan tentang tata cara mandi wajib, konsekuensi memiliki sperma.
- Perempuan: didekatkan dengan Ibunya, agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit.
Menjelang masa pengenalan pra-baligh. Perlu pendekatan dimensi biologis tentang alat reproduksi wanita. Cara bersuci dari haid dan konsekuensi memiliki rahim.
Pada usia ini bisa dilatih tugas spesifik pada anak.
Contoh kegiatan yang diharapkan mendekatkan anak pada fitrah seksualitasnya:
- pada anak laki-laki :
· mengajak adik bermain
· berlatih menjadi korlap sholat berjamaah di rumah
· ikut mengecek kondisi rumah sebelum tidur
· lebih banyak bermain bersama Ayah
- pada anak perempuan :
· ikut merawat Adik: menyuapi, memandikan, mengantar ke kamar mandi
· merawat hewan peliharaan
· memlihara tanaman
· memasak untuk keluarga
· belajar menjahit dan pekerjaan detail lainnya
Tentu saja, kita harus mengikuti kaidah tahapan latihan yang harus dilalui oleh anak, sesuai usia dan tingkat penguasaan.
Secara umum, 3 keahlian yang harus dikuasai oleh anak-anak:
1. Keahlian individual
2. Keahlian berkeluarga
3. Keahlian komunal/ komunitas
Jika telah selesai dengan keahlian individual, bisa dilanjutkan dengan keahlian berkeluarga. Jika telah tuntas dengan keahlian berkeluarga, bisa dilanjutkan dengan keahlian komunal/komunitas.
Pada kesimpulannya, melatih beberapa pekerjaan rumah kepada anak diharapkan bisa mendekatkan mereka pada jati diri seksualitas yang sesuai dengan kodrat mereka.
Fitrah seksualitas yang tumbuh paripurna kelak diharapkan akan menghantarkan mereka pada peran Ayah sejati dan Ibu sejati.
Dan ini oleh-oleh sebagai sarana edukasi dari kelompok kedua:
https://www.instagram.com/p/Bn_VETUAhtb/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1rrv5y28loiyl
Sumber bacaan:
Harry Santosa, 2015, Fitrah Based Education
PKBI DI Yogyakarta, Pengertian Seks dan Seksualitas
#bundasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar